AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Pasukan AS dan Afghanistan kemungkinan membunuh pemimpin afiliasi Islamic State (IS) Afghanistan dalam sebuah serangan di provinsi Nangarhar minggu ini, kata Pentagon, saat Marinir AS kembali ke Helmand, di mana tentara Amerika menghadapi pertempuran sengit sampai misi tempur NATO berakhir pada tahun 2014.
Serangan AS yang terjadi Rabu malam-Kamis, menargetkan Abdul Hasib, yang oleh Pentagon disebut pemimpin IS di Afghanistan.
"Pikiran itu kami dapatkan, tapi kami tidak yakin," kata juru bicara Pentagon Jeff Davis seperti dilansir Asharq Al-Awsat hari Sabtu (29/4/2017).
Davis mengatakan sekitar 50 pasukan khusus AS dan 40 komando militer Afghanistan telah dikerahkan ke Lembah Mohmand pada Rabu malam di dekat kompleks yang digunakan oleh Hasib.
Kelompoknya berafiliasi dengan IS di Irak dan Suriah, dan militer AS menyebutnya ISIS-Khorasan, atau ISIS-K.
Kedatangan pasukan AS dan Afghanistan itu mendapat perlawanan langsung dan ganas dari pejuang IS, dan dua anggota Rangers, sersan Joshua Rodgers dan Cameron Thomas, tertembak dan tewas.
"Kami sedang menyelidiki keadaan kematian dari dua tentara Rangers di awal dari apa yang terjadi dalam baku tembak intens tiga jam," kata Davis.
"Mungkin para Rangers itu diserang oleh tembakan teman sendiri."
Satu anggota komando AS lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Pasukan AS Afghanistan mengklaim bahwa jika dikonfirmasi, kematian Hasib dan rekan-rekannya akan "secara signifikan menurunkan operasi ISIS-K di Afghanistan dan membantu mencapai tujuan kami untuk menghancurkannya pada tahun 2017."
Pentagon memperkirakan sekitar 1.000 pejuang IS tetap berada di Afghanistan.
Para jihadis mendirikan pijakan di sana pada awal 2015 dan jumlahnya sekarang sekitar setengah dari apa yang mereka mencapai puncaknya, kata Pentagon.
AS kirim pasukan Marinir ke provinsi Helmand
Sementara itu, Marinir AS telah kembali ke provinsi Helmand Afghanistan selatan, yang pertama yang ditempatkan di negara yang dilanda perang sejak Organisasi Fakta Atlantik Utara (NATO) mengakhiri misi tempurnya pada tahun 2014.
Jenderal AS John Nicholson, komandan pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, menghadiri sebuah upacara pada hari Sabtu yang menandai kembalinya Marinir ke Helmand, di mana pasukan AS menghadapi pertempuran sengit hingga 2014.
Sekitar 300 Marinir akan menjadi bagian dari apa yang disebut Operation Resolute Support, yang digambarkan oleh NATO sebagai sebuah misi melatih, saran, dan bantuan yang terdiri dari lebih dari 13.000 tentara.
AS memiliki sekitar 8.400 tentara di negara tersebut dengan sekitar 5.000 lainnya dari sekutu NATO.
Marinir termasuk di antara pasukan AS pertama yang dikirim ke Afghanistan setelah serangan 11 September 2001 di AS. Beberapa ribu Marinir dikerahkan di Helmand, namun hanya mambawa kondisi lebih dalam ke kubangan ketidakstabilan.
Penyebaran tersebut terjadi satu hari setelah kelompok pejuang Taliban mengumumkan dimulainya "ofensif musim semi," sebuah kampanye pengeboman, serangan penyergapan, dan penggerebekan lainnya yang meningkat yang dimulai saat kondisi cuaca membaik.
Kembalinya pasukan AS ke Helmand hari Sabtu merupakan tanda terakhir dari pasukan asing yang semakin tertarik kembali ke dalam konflik di Afghanistan. (st/aa)