View Full Version
Rabu, 03 May 2017

Wakil Putra Mahkota Saudi: Tidak Ada Tempat Untuk Berdialog dengan Iran

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Wakil putera mahkota Arab Saudi mengatakan dalam sebuah wawancara langka dan luas pada hari Selasa (2/5/2017) bahwa tidak ada tempat untuk berdialog dengan Iran karena ambisi Syi'ahnya "untuk mengendalikan dunia Islam."

Wawancara, yang disiarkan di beberapa saluran TV Saudi, memberi gambaran sekilas bagaimana Mohammed bin Salman melihat saingan utama kerajaan tersebut.

Pangeran yang berkuasa, yang ditunjuk oleh ayahnya, Raja Salman pada tahun 2015 untuk pada akhirnya menjadi pewaris takhta kerajaan, juga adalah menteri pertahanan Arab Saudi, yang mengawasi perang di Yaman melawan kelompok pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran, Houtsi.

Membingkai ketegangan dalam istilah sektarian, dia mengatakan bahwa ini adalah tujuan Iran "mengendalikan dunia Islam" dan menyebarkan ajaran Syi'ahnya sebagai persiapan untuk kedatangan seorang imam terhormat yang bernama al-Mahdi. Penganut agama Syi'ah mempercayai al-Mahdi, imam Syiah ke-12 dan terakhir, yang menghilang pada abad ke-9, suatu hari nanti akan muncul kembali ke bumi.

Ketika ditanya apakah dia melihat kemungkinan untuk berdialog langsung dengan Iran, pangeran tersebut menjawab: "Bagaimana saya bisa memahami seseorang, atau sebuah rezim, yang memiliki kepercayaan yang teguh yang dibangun di atas ideologi ekstremis?"

"Apa kepentingan di antara kita? Bagaimana saya bisa memahami hal ini? "Katanya.

Persaingan Iran dan Arab Saudi telah terjadi dalam perang proxy di seluruh wilayah tersebut. Mereka kembali berlawanan dengan perang di Suriah dan Yaman, dan mendukung saingan politik di Libanon, Bahrain dan Irak. Konflik tersebut telah memperdalam permusuhan Sunni-Syi'ah garis keras di antara kedua belah pihak.

Hubungan antara Arab Saudi dan Iran telah tegang sejak revolusi Syi'ah tahun 1979 di Iran, dengan masing-masing pihak bersaing menjadi kekuatan yang lebih kuat di dunia Muslim.

Ketegangan meningkat tahun lalu. Eksekusi Saudi terhadap seorang pendeta Syi'ah radikal setempat yang dibalas dengan penyerangan dan penghancuran kedubes dan konsulat jenderal Saudi di Iran oleh demonstran Syi'ah berujung pada kedua negara memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan.

"Kami tahu kami adalah target utama Iran," kata Pangeran Mohammed. "Kami tidak menunggu sampai ada pertempuran di Arab Saudi, jadi kami akan bekerja sehingga menjadi pertempuran bagi mereka di Iran dan bukan di Arab Saudi." (st/TNA)


latestnews

View Full Version