WASHINGTON, AMERIKA (voa-islam.com) - Insiden kebencian anti-Muslim meningkat lebih dari 40 persen pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015, sebuah kelompok advokasi Muslim terkemuka mengatakan hari Selasa kemarin (9/5/2017).
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengatakan bahwa mereka melacak adanya peningkatan 44 persen kejahatan kebencian yang menargetkan Muslim pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015, dan juga 57 persen peningkatan insiden kebencian anti-Muslim selama masa itu.
Dalam semua kasus, CAIR mencatat adanya 260 kejahatan kebencian anti-Muslim, dan 2.213 insiden bias anti-Muslim.
"Dari tahun 2014 sampai 2016, insiden bias anti-Muslim melonjak 65 persen," ungkap CAIR, yang menganggap dirinya sebagai organisasi advokasi Muslim terbesar di AS, dalam laporan hak-hak sipil tahun 2017.
"Dalam periode dua tahun tersebut, CAIR menemukan bahwa kejahatan kebencian yang menargetkan Muslim meningkat 584 persen," lapor Anadolu Agency.
Tahun lalu, pelecehan tanpa kekerasan atau tidak mengancam adalah bentuk penyalahgunaan yang paling umum, terhitung sekitar 18 persen dari total insiden, lapor CAIR.
Kategori terbesar kedua adalah laporan Muslim yang diinterogasi oleh karyawan FBI atau salah tangkap," CAIR menambahkan. FBI membentuk badan federal terbesar yang terlibat dalam insiden semacam itu, kata kelompok tersebut.
"Dari 2016 insiden dimana entitas pemerintah federal diidentifikasi sebagai penghasut: FBI menyumbang 62 persen," kata CAIR.
Menurut data mereka, Administrasi Keamanan Transportasi menyumbang 15 persen kasus yang melibatkan badan-badan federal, diikuti oleh Customs and Border Protection sebesar 12 persen, Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS sebesar empat persen, dan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai menyumbang dua persen.[fq]