View Full Version
Jum'at, 12 May 2017

Serangan Tentara Filipina pada Pejuang BIFF di Mindano Sebabkan 24.000 Jiwa Lebih Terpaksa Mengungsi

MINDANAO, FILIPINA SELATAN (voa-islam.com) - Lebih dari 24.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka ketika militer Filipina menggunakan serangan udara dan artileri melawan para pejuang Moro yang telah berjanji setia kepada Islamic State (IS), kata pihak berwenang pada hari Kamis (11/5/2017).

Hampir sepekan serangan terhadap anggota Pejuang Pembebasan Islam Bangsamoro (BIFF) di pulau Mindanao selatan telah memaksa pindah para penduduk enam kota, kata Jofelle Delicana, juru bicara kantor pertahanan sipil.

Sekitar 24.300 penduduk desa dipaksa untuk berlindung di sekolah, tenda darurat atau dengan sanak saudara setelah militer melancarkan serangan mereka pada 5 Mei, katanya kepada AFP.

Juru bicara militer setempat Kapten Arvin Encinas mengklaim bahwa laporan dari warga sipil dan sumber intelijen menunjukkan bahwa sebanyak 31 pejuang BIFF telah terbunuh termasuk pemimpin kelompok tersebut, Panglima Ismael Abubakar, yang juga dikenal sebagai "Bungos", dan juga dua pembantunya.

"Kami percaya mereka termasuk yang tewas mengingat informasi kami bahwa mereka berada di lokasi yang terkena serangan udara," klaimnya kepada AFP.

Namun dia mengatakan bahwa tidak ada mayat yang ditemukan dan jumlah korban tewas tersebut tidak dapat diverifikasi.

Tujuh tentara terluka dalam pertempuran tersebut, akunya.

"Kami menggunakan semua aset udara dan aset artileri dan persenjataan yang tersedia," kata kapten, menolak memberikan rinciannya.

Enam orang Indonesia dari kelompok afiliasi IS yang sedang melatih pejuang BIFF dalam pembuatan bom adalah bagian dari sisa-sisa kelompok yang dikepung tentara, tambahnya.

"Penilaian kami adalah mereka memiliki sedikit ruang untuk bergerak saat kami melakukan serangan udara karena semua tentara yang ada telah dikerahkan," kata Encinas.

Kelompok yang beranggotakan hampir 100 pejuang BIFF itu ditargetkan setelah mereka dituduh terlibat dalam sejumlah serangan bom dan pembunuhan terhadap pasukan keamanan dalam beberapa bulan terakhir.

BIFF sendiri merupakan pecahan dari kelompok pemberontak utama Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Mereka menyatakan berpisah pada 2008 setelah MILF membuka proses perdamaian dengan pemerintah.

Sejak saat itu, para pemimpinnya terlihat dalam video yang berjanji setia pada IS yang telah menguasai sebagian besar wilayah Timur Tengah.

Encinas mengatakan bahwa Bungos telah berusaha untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan IS sehingga dia bisa mendapatkan lebih banyak bantuan dari luar negeri.

Sementara Filipina sebagian besar beragama Katolik, wilayah selatan negara itu rumah bagi kelompok minoritas dan kelompok pejuang Muslim yang cukup besar seperti BIFF yang memperjuangkan negara Islam yang terpisah. (st/AFP)


latestnews

View Full Version