LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Badan kepolisian Eropa, Europol, mengatakan serangan dunia maya sedunia telah melanda sedikitnya 100 ribu organisasi dalam 150 negara, dengan jaringan-jaringan data yang terinfeksi oleh malware yang mengunci file komputer sampai uang tebusan dibayar.
Berbicara kepada ITV Inggris, direktur Europol Bob Wainwright, mengatakan sektor perawatan kesehatan di banyak negara sangat rawan.
Sejau ini, belum ada kemajuan dilaporkan dalam usaha untuk menentukan siapa yang melancarkan serangan itu.
Dikutip dari VOA, para pakar keamanan komputer telah memberi jaminan bahwa para pengguna komputer perorangan yang selalu mengupdate operating system komputer mereka, relatif aman.
Mereka menganjurkan agar orang-orang yang jaringan mereka telah tertutup oleh serangan ransomware, jangan memberi bayaran yang dituntut, kira-kira $300, yang dibayar dengan mata-uang digital bitcoin, dan dikirim ke tujuan yang kemungkinan tidak dapat dilacak yang hanya berupa rentetan huruf dan nomor yang panjang.
Namun, para penulis serangan ransomware “WannaCry” mengatakan kepada korban mereka jumlah yang harus mereka bayar akan melipat-dua kalau mereka tidak mematuhi dalam waktu tiga hari tuntutan semula sebelum hari Senin, dalam sebagian besar kasus. Dan para peretas memperingatkan bahwa mereka akan menghapus semua file dalam jaringan yang terkena malware, kalau pembayaran tidak diterima dalam waktu tujuh hari.
Avast, perusahaan keamanan piranti lunak internasional yang mengklaim perusahaan itu mempunyai 400 juta pengguna di seluruh dunia, mengatakan serangan ransomware meningkat dengan cepat hari Sabtu ke puncaknya 57 ribu serangan yang dideteksi. Avast, yang didirikan tahun 1988 oleh dua peneliti warga Ceko, mengatakan jumlah terbesar serangan tampaknya ditujukan terhadap Rusia, Ukraina dan Taiwan, tetapi bahwa lembaga-lemba bear di banyak negara lain juga terkena.[fq]