KASHMIR, INDIA (voa-islam.com) - Ratusan demonstran mahasiswa telah terlibat bentrok dengan pasukan pemerintah New Delhi di Kashmir yang dikuasai India ketika ketegangan terus berlanjut ke wilayah Himalaya yang disengketakan.
Laporan media mengatakan bahwa pasukan paramiliter India menggunakan gas air mata dan pentungan untuk mencoba membubarkan siswa sebuah perguruan tinggi di bagian lama kota utama Srinagar pada hari Rabu (17/5/2017).
Bentrokan kekerasan meletus setelah siswa yang marah memboikot kelas mereka dan turun ke jalan-jalan di pusat kota sekitar tengah hari.
Mereka meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintahan India atas wilayah mayoritas Muslim dan menuntut pembebasan rekan-rekan mereka yang ditangkap saat demonstrasi sebelumnya.
Para siswa membalas dengan melemparkan batu dan menerobos barikade yang dibuat oleh tentara paramiliter di daerah tersebut.
Saksi mata mengatakan tentara India mengejar para mahasiswa, termasuk sejumlah besar mahasiswi, dengan pentungan.
Secara terpisah, sekelompok besar siswa juga melakukan demonstrasi besar-besaran di distrik Bandipora di Kashmir utara.
Ketegangan antara siswa Kashmir dan pasukan pemerintah India semakin meningkat sejak 15 April, ketika pasukan India menggerebek sebuah sekolah di Pulwama, sekitar 30 kilometer di selatan Srinagar, untuk menakut-nakuti para aktivis anti-India.
Ratusan siswa terluka dalam kekerasan tersebut. Kerusuhan tersebut telah mendorong pihak berwenang untuk sementara menutup sekolah dan universitas.
Dalam gelombang kekerasan terakhir di Kashmir, beberapa orang tewas pada 9 April, ketika pasukan paramiliter India bentrok dengan pemrotes saat pemilihan di Srinagar.
Faksi-faksi pro-kemerdekaan di Kashmir menyerukan pemboikotan pemungutan suara, yang mengakibatkan keamanan meningkat dan jumlah pemilih yang rendah saat pemungutan suara dimulai.
Wilayah mayoritas Muslim telah menyaksikan peningkatan demonstrasi massa dan serangan kekerasan sejak awal Juli 2016, ketika Burhan Wani, seorang tokoh penting dalam kelompok pro-kemerdekaan, tewas dalam baku tembak dengan tentara India.
Hampir 100 orang telah kehilangan nyawa mereka dan lebih dari 12.000 terluka dalam tindakan keras berikutnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, penggunaan senjata pelet oleh pasukan India di Kashmir telah menimbulkan kecaman luas karena senjata tersebut menyebabkan cacat permanen di kalangan korban.
Tindakan keras pemerintah telah gagal menghentikan demonstrasi menentang pemerintah India di Kashmir.
Wilayah ini terbagi antara India dan Pakistan namun diklaim sepenuhnya oleh keduanya sejak keduanya berpisah dan memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947. Kedua negara telah bertempur dalam tiga perang di wilayah yang disengketakan tersebut. (st/ptv)