PARIS, PRANCIS (voa-islam.com) - Presiden Prancis Emmanuel Macron yang baru terpilih telah menegaskan bahwa dia tidak akan mengakui Palestina sebagai sebuah negara karena akan menghambat hubungan baik antara Zionis Israel dan Prancis, Middle East Monitor melaporkan hari Sabtu (20/5/2017).
Sebelum menang dalam pemilihan presiden, Macron mengatakan bahwa dia mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, dan bahwa mengakui Palestina akan menyebabkan ketidakstabilan dan dia tidak akan mengambil risiko hubungan Prancis dengan Israel untuk melayani agenda Palestina.
Pada sebuah demonstrasi politik Macron mengatakan: Pengakuan unilateral Palestina, saat ini, akan merusak stabilitas, itu betul.
Presiden liberal baru Prancis lebih suka menjaga hubungan baik dengan Israel daripada mengakui "Palestina".
Orang-orang Yahudi Prancis mungkin telah memilih secara massal untuk Emmanuel Macron di babak final pemilihan presiden Prancis, tapi itu tidak menjadikannya sebagai presiden impian mereka.
Ketika banyak pendukung lain dari bankir investasi 39 tahun, yang menjadi presiden termuda Prancis dalam sejarah baru-baru ini, orang Yahudi memilih Macron terutama karena menghalangi lawannya yang berasal dari sayap kanan, Marine Le Pen yang dalam perhitungan akhir pilpres mendapatkan 34 persen suara sementara Macron mendapatkan 64 persen. (st/MeMo)