GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza pada Selasa kemarin (23/5/2017) memperingatkan adanya "bencana nyata" akibat kurangnya obat-obatan dan persediaan medis di wilayah daerah kantong pantai tersebut.
"Kami menderita kekurangan serius dalam daftar obat-obatan dan peralatan medis sejak awal tahun ini," kata Munir al-Bursh, direktur jenderal sektor farmasi kementerian kesehatan, dalam sebuah konferensi pers.
"Kurangnya obat-obatan dan krisis listrik yang sedang berlangsung merupakan ancaman serius bagi keseluruhan layanan kesehatan yang kami sediakan di Gaza," kata al-Bursh.
"Karena keputusan untuk menghentikan pasokan obat-obatan dan obat-obatan dari kementerian berbasis di Ramallah, defisit obat-obatan sampai akhir April mencapai 35 persen, dengan kekurangan pasokan medis 40 persen," tambahnya.
Al-Bursh mengatakan bahwa 170 jenis obat-obatan dan 270 obat-obatan telah habis, Anadolu Agency melaporkan.
"Kekurangan obat yang terus berlanjut mengancam kesehatan yang berdampak negatif terhadap nyawa pasien," ungkapnya.
Dia juga mendesak Mesir untuk membuka perbatasan Rafah guna memberi warga Gaza yang sakit kesempatan untuk melakukan perawatan yang lebih baik di luar negeri.
Sejak 2007, sekitar 2 juta penduduk Gaza harus menderita karena blokade Israel yang melumpuhkan sehingga warga Gaza harus kehilangan banyak komoditas dasar, termasuk makanan, bahan bakar, obat-obatan serta bahan bangunan.[fq]