BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Prancis meminta tentara Syi'ah Irak untuk secara diam-diam memburu dan membunuh warga negara Prancis yang telah bergabung dengan jajaran Islamic State (IS), The Wall Street Journal melaporkan pada hari Senin (29/5/2017), mengutip perwira Irak dan mantan pejabat Prancis.
Pasukan Prancis telah memberikan kombatan kontraterorisme Irak dengan nama dan foto sekitar 30 pria, kata laporan WSJ.
Pihak berwenang di Prancis berusaha mencegah agar warga negara mereka tidak kembali dan melakukan serangan, setelah negara itu jatuh ke dalam beberapa insiden mematikan dalam dua tahun terakhir.
"Mereka berurusan dengan mereka di sini, karena mereka tidak ingin berurusan dengan mereka di rumah," seorang perwira kontraterorisme senior Syi'ah Irak yang secara langsung terlibat dalam koordinasi dengan pasukan khusus Prancis mengatakan kepada WSJ.
"Ini tugas mereka, itu akal sehat. Serangan paling mematikan di luar negeri ada di Prancis."
Beberapa pejuang IS berkebangsaan Prancis telah terbunuh dengan menggunakan data intelijen yang dipasok oleh Prancis, sementara puluhan lainnya diburu.
"Pasukan Prancis bekerja sama erat dengan mitra Irak dan internasional mereka ... terlepas dari asal negara," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Prancis yang menolak berkomentar lebih spesifik mengenai operasi tersebut.
Diperkirakan sekitar 1.700 warga negara Prancis bergabung dengan kelompok jihad di Irak dan Suriah, menurut laporan tersebut.
Ratusan orang telah gugur dalam pertempuran sementara banyak lainnya diyakini telah kembali ke rumah. (st/TNA)