ADEN, YAMAN (voa-islam.com) - PBB mengatakan wabah kolera di Yaman yang dilanda perang telah merenggut nyawa hampir 600 orang dalam waktu sekitar satu bulan di tengah pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak Syi'ah Houtsi kaki tangan Iran yang telah mencaplok sebagian besar wilayah berpenduduk meyoritas Sunni tersebut.
"Hanya dalam waktu satu bulan, hampir 70.000 kasus kolera dilaporkan terjadi hampir 600 korban jiwa," kata Direktur Regional Unites Nation ChildrenF Fund (UNICEF) Geert Cappelaere pada hari Jum'at (2/6/2017), setelah melakukan perjalanan ke negara yang terkena krisis tersebut.
Dia menambahkan bahwa penyebaran penyakit sangat menular itu "sangat cepat" di negara ini, membuat situasi yang mengerikan bagi anak-anak itu sebagai "sebuah bencana."
"Anak-anak yang tak terhitung jumlahnya di sekitar Yaman meninggal setiap hari dalam diam karena penyebab yang dapat dicegah atau dirawat dengan mudah seperti kolera, diare atau kekurangan gizi," katanya lebih lanjut, memperingatkan bahwa jumlah kasus yang diduga terkena kolera kemungkinan akan mencapai 130.000 dalam dua minggu ke depan.
Disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae, infeksi kolera pertama kali menjadi epidemi Oktober lalu dan menyebar hingga Desember ketika wabah itu menyusut, namun hanya perlu dikhawatirkan muncul lagi pada akhir April.
Kementerian Kesehatan negara itu telah mengumumkan bahwa 19 dari 22 provinsi Yaman terancam oleh penyakit tersebut. Pada tanggal 14 Mei, mereka juga mengumumkan keadaan darurat di ibukota Sana'a sehubungan dengan epidemi tersebut.
Selain wabah penyakit, hampir 3,3 juta orang Yaman, termasuk 2,1 juta anak-anak, saat ini menderita gizi buruk akut. Angka terbaru menunjukkan bahwa perang sejauh ini telah membunuh lebih dari 12.000 orang Yaman dan melukai ribuan lainnya. (st/ptv)