JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Hamas mengungkapkan keterkejutannya pada hari Rabu (7/6/2017) atas permintaan Arab Saudi bahwa Qatar mengakhiri dukungannya terhadap gerakan perlawanan Palestina tersebut ketika ketegangan meningkat antara negara-negara Teluk Arab.
Arab Saudi dan sekutunya memutuskan hubungan dengan Qatar pada hari Senin setelah menuduh negara kaya gas itu mendukung ekstremisme di wilayah tersebut.
Pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir mengatakan bahwa untuk membangun kembali hubungan, Doha harus mengurangi dukungannya terhadap kelompok "ekstremis", termasuk Hamas.
Dia mengatakan Qatar mendukung Hamas, yang menjalankan Jalur Gaza, "merongrong Otoritas Palestina."
Dalam sebuah pernyataan di situsnya, Hamas mengatakan bahwa partai tersebut merasa "sangat keberatan dan tidak setuju" atas pernyataan Saudi tersebut.
"Pernyataan ini mengejutkan orang-orang Palestina dan negara Arab dan Islam kita, yang menganggap kasus Palestina adalah penyebab utamanya," kata pernyataan tersebut.
Hamas memenangkan pemilihan parlemen Palestina pada tahun 2006 namun tetap masuk daftar hitam sebagai kelompok teroris oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Gerakan perlawanan Palestina itu merebut Gaza dalam sebuah hampir perang sipil dengan pasukan yang setia kepada presiden Palestina Mahmud Abbas pada tahun 2007. Kedua faksi tersebut sejak itu telah berselisih.
Hamas telah bertempur dalam tiga perang dengan Zionis Israel sejak 2008, dan negara Yahudi tersebut memberlakukan blokade yang melumpuhkan di Gaza.
Qatar telah menyediakan ratusan juta dolar untuk rekonstruksi Gaza sejak konflik terakhir dengan Israel pada tahun 2014. (st/Nahar)