TEHERAN, IRAN (voa-islam.com) - Lima warga Iran yang melakukan serangan kembar di Teheran pada hari Rabu adalah anggota Islamic State (IS) dan telah berada di kubu mereka di Irak dan Suriah, kata Iran pada hari Kamis (8/6/2017).
Serangan di kompleks parlemen Teheran dan tempat suci pemimpin revolusioner Syi'ah Ayatola Ruhola Komeni membuat lebih dari 17 orang tewas dan melukai lebih dari 50 orang dalam sebuah serangan yang pertama kali dinyaakan oleh IS di Iran.
"Lima teroris yang dikenal ... setelah bergabung dengan kelompok teroris Daesh (IS), meninggalkan negara tersebut dan berpartisipasi dalam kejahatan yang dilakukan oleh kelompok teroris ini di Mosul dan Raqqa," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Ini menyatakan hanya ada lima penyerang dan bukan enam sebagaimana yang dilaporkan.
Kementerian tersebut merilis foto dan nama depan mereka, dan mengatakan bahwa mereka adalah bagian dari jaringan yang memasuki Iran pada bulan Juli-Agustus 2016 di bawah kepemimpinan "komandan IS berpangkat tinggi" Abu Aisha yang bermaksud untuk melakukan "operasi teroris di kota-kota religius".
Abu Aisha terbunuh dan jaringannya terpaksa melarikan diri dari negara tersebut, kata pernyataan tersebut. Tidak jelas kapan kelima orang tersebut kembali ke Iran menjelang serangan hari Rabu.
Pernyataan tersebut bertentangan dengan klaim oleh korps pasukan elit Garda Revolusi Syi'ah Iran (IRGC) bahwa Arab Saudi bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Iran mengecam reaksi Donald Trump terhadap serangan tersebut sebagai menyebutnya sebagai "menjijikkan" setelah presiden AS itu mengatakan bahwa negara tersebut menuai apa yang ditaburkannya.
Trump mengatakan AS akan "berduka dan berdoa" untuk para korban, namun menambahkan: "Kami menggarisbawahi bahwa negara-negara yang mensponsori risiko terorisme menjadi korban kejahatan yang mereka promosikan." (st/TNA)