MARAWI, FILIPINA SELATAN (voa-islam.com) - Pasukan Filipina yang bergerak maju ke dalam posisi yang dikuasai oleh pejuang afiliasi Islamic State (IS) di sebuah kota di selatan terperangkap di zona pembantain yang menyebabkan 13 tentara tewas kantor berita Reuters melaporkan hari Jumat (16/6/2017).
Sekitar 40 prajurit lainnya cedera dalam pertempuran 14 jam yang menunjukkan merebut kembali Kota Marawi dari sekitar 150-200 pejuang Maute menjadi semakin sulit sejak hari itu.
Pasukan tersebut dihantam oleh granat berpeluncur roket dan berada di bawah tembakan penembak jitu saat mereka melintasi jembatan di atas sungai Agus menuju pusat komersial kota tersebut, sebuah area yang dikuasai oleh IS sejak 23 Mei.
"Penembak jitu pintar, mereka memastikan bahwa dengan setiap tembakan, seseorang terbunuh atau terluka," kata Pendaton Guro, seorang pensiunan kolonel yang mengenali suara tembakan dari senapan kaliber tinggi sambil menyaksikan pertempuran setiap hari dari atapnya yang menghadap ke kota.
Serangan untuk merebut kembali kota tersebut, di tengah wilayah Mindanao, Filipina selatan, sekarang berada di pekan keempat. Dan semakin lama para pejuang kelompok Maute bertahan, citra Presiden Rodrigo Duterte sebagai orang kuat bisa rusak.
Dua pekan yang lalu jenderal yang memimpin serangan tersebut dibebaskan tugaskan, dan Duterte meyakinkan warga Filipa bahwa Marawi akan dibebaskan dari pejuang afiliasi IS dalam hitungan hari.
Selama serangan Jum'at lalu, Sersan Teknis Mahamud Darang mengatakan bahwa pengangkut lapis bajanya mendapat tembakan dari seorang pejuang yang berpakaian hitam yang menembakan granat berpeluncur roket saat sebuah kolom pasukan melintasi Sungai Agus menuju pusat komersial Kota Marawi, sebuah daerah yang dipegang oleh kelompok Maute sejak 23 Mei.
Granat pertama menghantam tanah di depan mereka, kata Darang kepada Reuters. Dia kemudian melihat si penembak, tepat sebelum dia melepaskan tembakan lagi.
"Dia berada di lantai tiga sebuah bangunan, lalu yang kedua datang tepat ke kendaraan dan meledak," kata Darang, berbicara dari ranjang rumah sakit, kepala dan bahunya dibalut luka akibat pecahan peluru.
Seorang tentara tewas dan Darang dan beberapa lainnya luka-luka. Pendarahan, veteran tentara berusia 21 tahun tersebut memerintahkan rekan-rekannya untuk turun dari kendaraan yang terbakar dan berlindung di gedung di dekatnya.
Keempat tentara tersebut kemudian diselamatkan kemudian dibawa ke rumah sakit.
Sisa kontingen lainnya juga mendapat tembakan dari pejuang IS yang berada di gedung-gedung, enam sampai tujuh lantai, saat mereka melintasi jembatan Mapandi yang letaknya tidak terlalu tinggi di atas sungai. Beberapa terkena bom molotov.
Sedikitnya delapan tentara di garis depan di Marawi mengatakan kepada Reuters bahwa pejuang kelompok Maute menggunakan tembakan penembak jitu, granat dan bom api yang akurat untuk menahan pasukan yang sedang maju, kendati ada serangan bom harian dan tembakan artileri di posisi mereka. Banyak yang berbicara secara anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara dengan media. (st/Reuters)