ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Gelombang kedua tentara Turki tiba di pangkalan udara Al-Udeid Qatar pada hari Kamis (22/6/2017), bergabung dengan sebuah detasemen Turki yang sudah ada untuk latihan yang diluncurkan awal pekan ini.
Pasukan Turki akan ambil bagian dalam latihan gabungan dengan tentara Qatar, sesuai kesepakatan yang ditandatangani antara kedua negara, kata sebuah pernyataan oleh Direktorat Bimbingan Moral Angkatan Bersenjata Qatar yang beredar di Twitter.
Sebelumnya, laporan media Turki mengatakan sebuah kontingen terdiri dari 25 tentara akan berangkat ke Doha pada hari Kamis untuk bergabung dengan sekitar 90 tentara yang sudah ada di sana.
Latihan gabungan pertama berlangsung pada hari Ahad di kamp militer Tariq bin Ziyad di Doha, kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh kantor berita resmi saat itu.
Latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan "efisiensi pertempuran Qatar dan Turki di tengah rencana operasi gabungan untuk memerangi ekstremisme dan terorisme, serta operasi penjaga perdamaian sebelum dan sesudah operasi militer," kata pernyataan tersebut dalam bahasa Arab.
Latihan telah "direncanakan untuk beberapa lama", tambahnya.
Mereka terjadi saat krisis diplomatik di Teluk memasuki minggu ketiganya.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan negara-negara lain telah memutuskan hubungan dengan Qatar karena tuduhan bahwa emirat mendukung dugaan terorisme.
Doha membantah tuduhan tersebut dan mengatakan tindakan yang diberlakukan di Qatar oleh tetangganya di Teluk sama dengan "blokade".
Turki adalah salah satu sekutu terkuat Qatar.
Ini telah sangat mendukung Qatar dalam krisis dengan Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya yang memotong hubungan dengan Doha setelah menuduhnya mendukung terorisme.
Turki juga mengirim makanan dan obat-obatan ke Qatar untuk membantu mengakhiri isolasi. Anadolu Agency yang dikelola negara mengatakan sebuah kapal yang membawa sekitar 4.000 ton makanan meninggalkan pelabuhan Izmir, Turki barat, pada hari Kamis.
Awal bulan ini, Ankara dengan cepat mengikuti sebuah kesepakatan terpisah untuk mengizinkan pasukan dikerahkan ke pangkalan militer Turki di Qatar.
Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu telah menjadi salah satu tokoh yang berusaha menempa solusi diplomatik terhadap krisis tersebut.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengecam isolasi ekonomi dan politik Qatar menyebutnya sebagai "tidak manusiawi dan tidak Islami".
Tahun lalu, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani adalah pemimpin asing pertama yang menghubungi Erdogan setelah kudeta yang gagal di Turki. (st/TNA