DOHA, QATAR (voa-islam.com) - Qatar mengatakan pada hari Sabtu (24/6/2017) bahwa daftar tuntutan oleh Arab Saudi dan sekutunya sebagai syarat untuk mengakhiri blokade mereka tidak "masuk akal" dan tidak "dapat ditindaklanjuti".
Sheikh Yusuf Bin Ahmed, direktur Kantor Komunikasi pemerintah, mengatakan bahwa blokade tersebut dimaksudkan untuk "membatasi kedaulatan Qatar dan mengganggu kebijakan luar negerinya", menurut kantor berita resmi QNA.
"Kami meninjau permintaan ini untuk menghormati ... keamanan regional dan akan ada tanggapan resmi dari kementerian luar negeri kami," katanya.
Bin Ahmed mengatakan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson baru-baru ini meminta Arab Saudi dan negara-negara lain untuk membuat daftar keluhan yang "masuk akal dan dapat ditindaklanjuti".
"Daftar ini tidak memenuhi kriteria itu," tambahnya.
Pada tanggal 5 Juni, lima negara Arab - Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Yaman - secara tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, menuduhnya mendukung terorisme.
Doha, pada bagiannya, secara keras membantah tuduhan bahwa mereka mendukung terorisme, yang menggambarkan usaha untuk mengisolasinya sebagai "tidak dapat dibenarkan".
Qatar mengatakan Sabtu dini hari telah menerima daftar tuntutan oleh empat negara untuk mengakhiri blokade mereka di negara Teluk.
Menurut media asing, daftar tuntutan 13 poin termasuk penutupan televisi Al Jazeera, menurunkan hubungan dengan Iran dan mengekstradisi orang-orang yang Saudi CS tuduh sebagai "teroris".
Keempat negara tersebut telah memberi Doha tenggat waktu 10 hari untuk memenuhi tuntutan tersebut. (st/TNA)