KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Anggota Hamas mengatakan bahwa mereka telah mulai membangun sebuah zona penyangga baru di sepanjang perbatasan selatan dengan Mesir pada hari Rabu (27/6/2017), ketika beberapa orang di dalam gerakan Palestina itu mencari hubungan yang lebih baik dengan Kairo.
Area aman selebar 100m, yang membentang sepanjang 12km di sepanjang perbatasan antara wilayah Palestina dan Mesir, harus dilengkapi dengan kamera pengintai dan pos militer, kata beberapa pejabat kepada kantor berita AFP.
"Ini akan menjadi daerah militer tertutup dan oleh karena itu akan lebih mudah untuk mengawasi perbatasan dan mencegah penyelundupan obat-obatan terlarang dan penyusupan," kata Tawfiq Abu Naim, wakil menteri dalam negeri Hamas.
Bulldozer diperkirakan akan menghancurkan serangkaian rumah dan bangunan di sepanjang perbatasan.
Hamas telah memiliki hubungan yang tegang dengan Mesir sejak penggulingan Muhammad Mursi, presiden Mesir asal Ikhwanul Muslimin, pada tahun 2013.
Pemerintah Mesir saat ini, yang dipimpin oleh mantan pemimpin militer Abdel Fatah al-Sisi, telah menghancurkan ratusan terowongan penyelundupan di sepanjang perbatasan dan menuduh Hamas mendukung pejuang di dalam wilayah Mesir, termasuk di dekat perbatasan.
Kairo juga menutup semua perbatasan antara Mesir dan Gaza, menambah isolasi wilayah miskin yang diblokade oleh Israel selama satu dekade.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, faksi-faksi di dalam Hamas telah mencari hubungan lebih baik dengan Kairo.
Pekan lalu, Mesir mulai mengirimkan satu juta liter bahan bakar ke Gaza, untuk meredakan krisis listrik yang telah membuat dua juta orang kantong Palestina hanya memiliki beberapa jam listrik per hari.
Pengiriman tersebut terjadi setelah keputusan presiden Palestina Mahmuod Abbas untuk berhenti membayar listrik di tengah perselisihan dengan Hamas.
Sebuah delegasi pemimpin Hamas, yang dipimpin oleh kepala Hamas Gaza Yahya Sinwar, juga baru-baru ini bertemu pejabat Mesir di Kairo untuk membahas keamanan perbatasan dan bantuan kemanusiaan.
"Langkah-langkah ini datang dalam konteks kunjungan baru-baru ini dari delegasi keamanan ke Mesir dan pemahaman yang dicapai dalam konteks ini," kata Abu Naim.
Dia mengatakan Hamas ingin meyakinkan Kairo "bahwa keamanan nasional Mesir adalah keamanan nasional Palestina".
Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada AFP bahwa selama pembicaraan di Kairo kedua pihak telah mencapai pemahaman untuk membuka kembali persimpangan perbatasan Rafah pada bulan September. (st/MEE)