View Full Version
Kamis, 06 Jul 2017

Israel Hancurkan Desa Arab Badui di Gurun Nagev untuk yang Ke-115 Kalinya

GURUN NAGEV, ISRAEL (voa-islam.com) - Buldozer-buldozer Israel yang didukung oleh pasukan polisi hari Rabu (5/7/2017)menghancurkan desa Al-Araqeeb di Gurun Negev untuk yang ke-115 kalinya dalam upaya untuk mengusir penduduk dan menyita tanah mereka, Arab48 telah melaporkan.

Desa ini adalah salah satu dari banyak desa yang "tidak akui" oleh pemerintah Israel. Petugas polisi didukung oleh Pasukan Khusus dan perwakilan dari Administrasi Tanah Israel.

Mereka memasuki desa di pagi hari dan mulai menghancurkan rumah-rumah. Warga dicegah menghalangi proses pembongkaran.

"Kendaraan dan buldoser menghancurkan bangunan dan tenda yang melindungi keluarga kita," jelas warga setempat.

"Kami sekarang mengungsi lagi. Buldoser dilindungi oleh polisi. Mereka tidak mempertimbangkan cuaca panas saat ini di daerah ini. "

Pembongkaran Al-Araqeeb terjadi di tengah ancaman oleh pemerintah Israel untuk juga menghancurkan rumah mobil di desa Umm Al-Hiran. Desa tersebut mempersiapkan diri untuk polisi menyerbu masuk dan melakukan ancaman tersebut.

"Polisi terus melakukan provokasi mereka," kata Raed Abu Al-Qayaan, kepala dewan lokal di Umm Al-Hiran.

"Kami di desa meminta para pemimpin dan warga Arab untuk datang ke desa dan berdiri bersama kami untuk menghadapi rencana untuk mencabut dan menggusur kami dari rumah kami."

Komite Pengarah Tertinggi Negev Arab telah menolak kebijakan pembongkaran negara dan menentang rencana perpindahan tersebut. Mereka meminta warga untuk berpartisipasi dalam pertemuan yang akan diadakan pekan depan di desa Hura. Ini menegaskan bahwa pertemuan tersebut akan membahas pengaturan akhir untuk sebuah acara demo besar di Beersheba untuk memprotes kebijakan rasis pemerintah untuk pembongkaran rumah.

Otoritas Israel telah bertahun-tahun berusaha menghancurkan 3.200 hektar tanah yang tersisa di sekitar Al-Araqeeb, yang berada lima mil di sebelah utara Bersyeba, walaupun tanah yang dimaksud tunduk pada prosedur pendaftaran tanah dan masalah kepemilikan Belum terselesaikan.

Pemerintah menolak untuk mengakui keberadaan sekitar 45 desa Arab di Negev dan terus-menerus menargetkan mereka untuk pembongkaran dan pengusiran penghuninya. Sementara itu, pihaknya terus membangun pemukiman di padang pasir untuk kepentingan imigran Yahudi. (st/MeMo)


latestnews

View Full Version