UNI EMIRAT ARAB (voa-islam.com) - Mantan anggota Fatah yang dikucilkan Mohammed Dahlan dilaporkan telah mendirikan sebuah kamp pelatihan teroris di semenanjung Sinai Mesir untuk melakukan serangan di Jalur Gaza dan negara-negara lain di kawasan tersebut, harian Turki pro-pemerintah Yeni Safak melaporkan.
Dahlan, yang baru-baru ini mengungkapkan rincian kesepakatan pembagian kekuasaan dengan mantan saingan berat Hamas, diduga mendirikan kamp tersebut lebih dari setahun yang lalu untuk melatih delapan ribu militan untuk "menduduki" Gaza dan meluncurkan serangan rudal ke Israel, kata surat kabar tersebut pada hari Rabu (26/7/2017).
Rencana tersebut, yang dilaporkan didanai oleh Uni Emirat Arab (UEA), akan "menciptakan persepsi" bahwa kelompok Islamic State (IS) telah menguasai Jalur Gaza yang dikelola Hamas dan "meletakkan dasar" agar Mesir melakukan intervensi militer dan mengendalikan daerah kantong Palestina terkepun tersebut.
Laporan tersebut mengatakan bahwa para militan itu juga akan dikirim ke Turki, Qatar, Mesir daratan, Libya, Sudan dan Filipina untuk melakukan serangan teror dan membunuh pejabat pemerintah.
Ditambahkan bahwa Pangeran Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan telah mendanai proyek tersebut dengan biaya $ 700 juta dan bahwa saluran berita berbasis UEA akan memberikan liputan media positif untuk rencana tersebut.
Pekan ini, Dahlan untuk pertama kalinya mengungkapkan rincian kesepakatan pembagian kekuasaan dengan mantan saingan berat Hamas, mengatakan bahwa perbatasan Gaza dapat dibuka segera setelah kesepakatan tersebut.
Pada bulan Juni, laporan muncul tentang aliansi strategis antara Dahlan, 55, dan pejabat Hamas di Gaza, dengan beberapa pertemuan yang difasilitasi oleh pejabat Mesir di Kairo.
Dahlan mengatakan kepada The Associated Press dalam sebuah wawancara eksklusif bahwa perbatasan Mesir-Gaza diperkirakan akan dibuka pada akhir Agustus.
Dahlan mengatakan hubungan pribadinya dengan Perdana Menteri baru Hamas, Yahya Sinwar, membantu menempa aliansi yang dulu tak terpikirkan.
Sebagai kepala keamanan Gaza yang mengikuti Persetujuan Oslo pada tahun 1990an, Dahlan memimpin tindakan keras terhadap anggota Hamas.
Dia dituduh sebagai komandan pejuang saat terjadi perpecahan faksi setelah kemenangan Hamas pada 2006 atas partai Fatah yang telah lama dominan, yang digulingkan dari Gaza pada 2007.
Dia telah jatuh bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan tinggal di pengasingan di UAE, di mana dia dianggap sebagai pengganti potensial presiden Palestina berusia 82 tahun saat ini.
Multi-jutawan itu telah membangun hubungan dekat dengan elit UEA dan Mesir, dan memiliki banyak kepentingan bisnis di wilayah tersebut. (st/TNA)