SURIAH SELATAN (voa-islam.com) - Sebuah kelompok pejuang oposisi Suriah setempat yang merupakan bagian dari koalisi pimpinan AS di Suriah telah meninggalkan koalisi setelah larangan dari Washington bahwa pasukan yang bersekutu dengan AS harus secara khusus berfokus pada pertempuran melawan Islamic State (IS) dan tidak boleh memerangi rezim teroris Bashar Assad.
Kelompok pejuang Liwa Syuhada Al-Qaryatain atau yang berarti "Brigade Syuhada dari kedua desa" meninggalkan koalisi untuk melakukan operasi militer mereka sendiri untuk memerangi Assad setelah larangan AS.
Kepergian mereka menyusul konfirmasi oleh kepala Komando Operasi Khusus AS, Jenderal Tony Thomas, tentang sebuah laporan bahwa pemerintahan Trump telah mengakhiri program rahasia CIA untuk mempersenjatai pemberontak anti-Assad di Suriah.
Dalam sebuah tweet pada tanggal 25 Juli, Presiden AS Donald Trump menuduh Washington Post membuat berita palsu bahwa dana tersebut telah diakhiri.
Keputusan AS untuk memotong dana bagi kelompok pejuang oposisi dilaporkan telah menyebabkan ketegangan antara tentara AS dan pejuang pemberontak.
Juru bicara koalisi Angkatan Darat Amerika Serikat, Kolonel Ryan Dillon, mengatakan kepada CNN: "Koalisi hanya mendukung pasukan yang berkomitmen untuk melawan ISIS [Daesh]." Dia mengkonfirmasi bahwa para pemimpin
Syuhada Al-Qaryatain telah diperintahkan untuk tidak mengejar tujuan lain (memerangi Asaad) dan bahwa jika itu terjadi maka Koalisi tidak lagi mendukung operasi mereka.
Kepergian kelompok tersebut lebih jauh menyoroti fakta bahwa AS telah mempersempit fokusnya di Suriah hanya bekerja dengan kelompok-kelompok lokal yang disebutnya sebagai "Oposisi Suriah terperiksa", dalam kampanyenya melawan IS.
Sistem pemeriksaannya menunjukkan bahwa banyak kelompok yang didanai AS dan bekerja sama di Suriah sekarang mengalihkan perhatian mereka kepada pemerintah Bashar Al-Assad yang sebelum kemunculan Islamjc State merupakan musuh utama mereka. (st/MeMo)