MADRID, SPANYOL (voa-islam.com) - Polisi Spanyol mengatakan supir van yang menabrak orang banyak di Barcelona mungkin masih hidup dan dalam pelarian, membantah laporan bahwa dia ditembak mati saat operasi anti-teror lainnya di sebuah resor pantai Catalan.
Pada hari Jum'at (18/8/2017), Josep Lluis Trapero, kepala polisi di wilayah Spanyol bagian timur laut Catalonia, mengatakan bahwa dia tidak dapat memastikan bahwa supir van tersebut adalah satu dari lima orang yang ditembak mati oleh polisi setelah serangan kedua di Cambrils.
Moussa Oukabir yang berusia tujuh belas tahun, yang pada awalnya dilaporkan sebagai pengemudi van, termasuk di antara lima orang yang terbunuh.
Sejauh ini, polisi Spanyol telah menahan empat orang yang tidak memiliki hubungan sebelumnya dengan terorisme.
Polisi mengatakan tiga orang yang ditangkap adalah orang Maroko dan satu orang Spanyol.
Mereka berusia 21, 27, 28, dan 34 tahun. Pasukan polisi juga memburu tiga orang sehubungan dengan serangan tersebut, satu di antaranya telah diidentifikasi sebagai Younes Abouyaaqoub, 22, yang dianggap sebagai sopir van.
Pada hari Kamis, sebuah van menabrak orang banyak di jalan Rambla di pusat kota Barcelona, menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai sekitar 100 lainnya. Sopir lari dari tempat kejadian setelah serangan.
Kendaraan tersebut berjalan beberapa ratus meter, melajubmelewati pejalan kaki dan pengendara sepeda dalam perjalanan, sebelum berhenti di sebuah mosaik dekoratif di dekat sebuah stasiun kereta bawah tanah.
Islamic State (IS) menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pada Jum'at dini hari, di kota Cambrils, 100 kilometer jauhnya dari Barcelona, lima "orang yang diduga teroris" melaju ke pejalan kaki sebelum ditembak mati oleh pasukan keamanan.
Salah satu pejalan kaki tewas dan enam lainnya menderita luka-luka dalam serangan kedua.
Kelima penyerang, yang mengenakan rompi peledak, kemudian ditembak mati, kata polisi.
Rompi bom tersebut diledakkan oleh pasukan penjinak bom.
Polisi mengatakan satu dari lima orang itu bisa saja adalah supir van Barcelona yang hilang.
Polisi mengatakan kedua serangan tersebut terkait dan mereka menyerang setidaknya 34 warga negara yang berbeda, termasuk Inggris, Prancis, Venezuela, Australia, Irlandia, Peru, Aljazair dan Cina.
Petugas percaya bahwa kedua serangan tersebut terkait dengan sebuah ledakan pada dini hari Kamis di sebuah rumah di Alcanar, 130 km selatan Barcelona. Sumber-sumber kepolisian mengatakan rumah tersebut dijadikan laboratorium untuk membuat senjata dengan bahan peledak.
Setidaknya satu orang meninggal dan lebih dari 16 terluka dalam ledakan tersebut.
Insiden di Barcelona adalah serangan paling mematikan di Spanyol sejak Maret 2004, ketika simpatisan Al-Qaidah membom kereta komuter di Madrid, menewaskan lebih dari 190 orang dan melukai lebih dari 1.800 orang. (st/ptv)