DHAKA, BANGLADESH (voa-islam.com) - Pasukan keamanan Myanmar telah membunuh setidaknya 3.000 orang Rohingya dalam kekerasan terbaru terhadap minoritas Muslim di negara bagian Rakhine, Myanmar barat, kata menteri luar negeri Bangladesh pada hari Ahad (10/9/2017).
"Mereka telah membunuh lebih dari 3.000 orang di sana dan membakar rumah-rumah mereka," kata Abul Hasan Mahmood Ali kepada pers, setelah memberikan briefing kepada para utusan negara-negara Arab dan barat dan perwakilan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Dhaka mengenai upaya Bangladesh untuk pengungsi Rohingya.
Sang menteri luar negeri mengatakan bahwa masyarakat internasional menggambarkan kekerasan di Rakhine sebagai "genosida dan kami juga berpikir demikian".
Ali mengatakan 300.000 orang Rohingya telah tiba di Bangladesh dalam dua minggu terakhir sementara 4.000 dari mereka sebelumnya telah melarikan diri ke Bangladesh untuk menghindari penyiksaan oleh pasukan keamanan.
Menteri tersebut mengatakan kepada utusan bahwa Bangladesh telah menampung 400.000 Rohingya selama tiga dekade terakhir dan gelombang arus lonjakan tersebut menghasilkan angka 700.000 untuk menghadirkan tantangan besar bagi Dhaka dalam hal menyediakan tempat berlindung serta bantuan kemanusiaan lainnya kepada mereka.
Menteri luar negeri tersebut menyatakan bahwa seluruh dunia saat ini bersama Bangladesh, mengatakan bahwa "Masyarakat internasional telah menunjukkan ketertarikan untuk bekerja sama dalam masalah politik dan kemanusiaan.
"Beberapa negara telah mengumumkan dana tambahan. Dana ini akan disesuaikan melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa."
Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat atas serangan mikiter sejak ribuan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.
Oktober lalu, setelah serangan terhadap pos-pos perbatasan di distrik Maungdaw Rakhine, pasukan keamanan Myanmar melancarkan tindakan keras tanpa pandang bulu selama lima bulan di mana, menurut kelompok Rohingya, sekitar 400 orang terbunuh.
PBB mendokumentasikan perkosaan massal, pembunuhan - termasuk bayi dan anak kecil - pemukulan brutal dan penghilangan yang dilakukan oleh petugas keamanan.
Dalam sebuah laporan, penyidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran hak asasi manusia merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Kekerasan baru meletus di negara bagian Rakhine, Myanmar, hampir dua minggu yang lalu ketika pasukan keamanan melancarkan operasi terhadap komunitas Rohingya.
Bangladesh, yang telah menjadi tuan rumah sekitar 400.000 pengungsi Rohingya, telah menghadapi masuknya pengungsi baru sejak operasi keamanan diluncurkan.
Pada hari Sabtu, PBB mengatakan setidaknya 290.000 orang Rohingya mencari perlindungan di Bangladesh. (st/ptv)