DHAKA, BANGLADES (voa-islam.com) - Bangladesh akan menggunakan tentara untuk mengirim bantuan asing ke kota perbatasan yang telah diliputi oleh para pengungsi Muslim Rohingya dari Myanmar, pihak berwenang mengumumkan.
Langkah tersebut menyusul kritik terhadap kondisi kacau di mana persediaan bantuan telah diserahkan ke kamp-kamp besar di sekitar Cox's Bazar, di mana sekitar 389.000 orang Rohingya dari negara bagian Rakhine Myanmar telah tiba sejak 25 Agustus.
Perdana Menteri Sheikh Hasina mengatakan kepada parlemen Kamis (14/9/2017) malam bahwa tentara akan menangani bantuan yang dikirim dari beberapa negara beberapa hari ini.
"Saya telah memberikan tanggung jawab kepada tentara untuk memastikan barang bantuan tersebut benar sampai ke mereka (Rohingya) dan untuk mengawasi apa yang ada dalam bahan bantuan," katanya.
Awalnya, tentara akan bertanggung jawab untuk membawa bantuan tersebut kepada Cox's Bazar.
"Kami mendapat perintah bahwa tentara akan menerima bantuan yang dikirim oleh negara-negara asing di bandara dan membawanya ke Cox's Bazar," kata Letnan Kolonel Rashidul Hasan kepada AFP, Jumat (15/9/2017).
Tidak jelas apakah akan ada perubahan dalam cara pendistribusikan bantuan di kamp Rohingya.
Petugas bantuan berjuang untuk mengatasi jumlah yang sangat besar, dengan 10.000-20.000 orang menyeberangi perbatasan setiap hari.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan sebuah "skenario kasus terburuk" yang mengancam dengan semua kelompok minoritas Muslim yang berusaha meninggalkan negara bagian Rakhine yang didominasi Muslim di mana sebuah tindakan keras militer diluncurkan pada 25 Agustus.
Badan-badan bantuan mengatakan ribuan orang Rohingya setengah kelaparan dan keadaan darurat kesehatan besar bisa terjadi kecuali jika dipulihkan dalam pengelolaan bantuan.
Koresponden AFP telah melihat aksi salin berebut pecah di antara para pengungsi saat kantong makanan dan botol air dilempar dari truk bantuan di dekat kamp pengungsian Kutupalong.
Pejabat PBB mengakui bahwa mereka terkejut dengan lingkup eksodus tersebut.
Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB mengatakan akan membentuk sebuah kelompok dari semua badan PBB dan kelompok swasta untuk mengkoordinasikan pekerjaan bantuan tersebut. (st/AFP)