View Full Version
Kamis, 21 Sep 2017

Tersangka Ke-6 Bom Kereta Bawah Tanah London Ditangkap Kepolisian Inggris

LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Seorang pria keenam ditangkap di Inggris pada hari Kamis (21/9/2017) pagi sebagai bagian dari penyelidikan terhadap serangan bom di kereta bawah tanah London pekan lalu, kata polisi.

Pria berusia 17 tahun itu ditahan di bawah undang-undang anti-terorisme di Thornton Heath, sebelah selatan London, di mana sebuah pencarian sedang dilakukan, sebuah pernyataan mengatakan.

Sekitar 30 orang terluka dalam serangan 15 September di stasiun Parsons Green di London barat, yang diklaim oleh Islamic State (IS).

Bom itu disembunyikan dalam ember putih besar dan tampaknya gagal meledakkan sepenuhnya pada jam sibuk pagi tapi menghasilkan apa yang digambarkan oleh saksi sebagai "bola api".

Beberapa penumpang mengalami luka bakar, sementara yang lainnya terluka dalam aksi saling injak ke pintu keluar yang terjadi.

Dean Haydon, seorang petugas anti-terorisme, mengatakan bahwa penyelidikan tersebut berkembang dengan cepat.

Pada hari Sabtu, seorang pria berusia 18 tahun, dilaporkan seorang pengungsi Irak, ditangkap di terminal keberangkatan feri pelabuhan Dover dan seorang pria berusia 21 tahun ditahan pada hari yang sama di London barat.

Pria ketiga berusia 25 tahun, ditahan oleh petugas anti-teror di Newport, Wales pada hari Selasa dan dua penangkapan lagi dilakukan di kota yang sama pada hari Rabu.

Pembuktian tersebut berfokus pada rumah asuh di Sunbury-on-Thames, pinggiran kota London dimana anak berusia 18 tahun ini diyakini telah tinggal. Pemboman tersebut merupakan serangan teror kelima di Inggris dalam enam bulan, yang dikombinasikan telah menewaskan 35 orang.

Ini mendorong pihak berwenang untuk meningkatkan kewaspadaan teror ke tingkat "kritis" maksimumnya pada hari Jumat, yang berarti serangan lain diyakini akan segera terjadi, sebelum diturunkan kembali ke "parah" dua hari kemudian.

Terlepas dari klaim tanggung jawab IS, pejabat Inggris dan AS telah meragukan pernyataan tersebut, dengan mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa kelompok militan yang diakui telah memerintahkan atau mengorganisir pemboman tersebut. (st/TNA) 


latestnews

View Full Version