RAKHINE, MYANMAR (voa-islam.com) - Human Rights Watch (HRW) mengatakan militer Myanmar "melakukan eksekusi dengan cepat" dan secara seksual menyerang puluhan Muslim Rohingya dalam sebuah serangan di sebuah desa di bagian barat negara itu bulan lalu.
Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh kelompok hak asasi manusia internasional tersebut pada hari Rabu (3/10/2017), tentara Myanmar pada tanggal 27 Agustus menyerang sebuah kompleks perumahan dimana sejumlah besar penduduk desa berkumpul karena ketakutan akan keselamatan mereka.
"Tentara telah memukuli, menyerang secara seksual, menikam, dan menembak penduduk desa yang telah berkumpul untuk mencari keamanan di sebuah kompleks perumahan," kata laporan tersebut.
"Kekejaman ini menuntut lebih banyak daripada kata-kata dari pemerintah yang bersangkutan, mereka memerlukan tanggapan nyata dengan konsekuensi," kata wakil direktur HRW Asia, Phil Robertson.
Dia menambahkan bahwa citra satelit menunjukkan penghancuran total desa tersebut setelah tentara meninggalkannya.
"Para tentara memasukkan mayat - beberapa saksi mengatakan seratus lebih - ke dalam truk militer dan membawa mereka pergi," tambahnya.
Laporan tersebut kemudian mengutip korban selamat dari penggerebekan yang menceritakan penyelamatan dirI atau kematian orang-orang tercinta mereka.
"Seorang tentara, yang diidentifikasi oleh banyak saksi sebagAI Sersan Baju, memimpin beberapa tentara ke sebuah halaman dan mulai memanggil orang-orang yang bersembunyi di rumah dalam bahasa Rohingya," kata seorang saksi.
Kemudian mereka memukuli orang-orang Rohingya itu sampai mati dengan senapan mereka, tambahnya.
Seorang korban lainnya mengatakan bahwa penduduk desanya dibunuh oleh tentara seolah-olah "mereka membersihkan hutan dengan pisau tipis, tajam, dan panjang mereka."
"Banyak yang ditikam sampai mati. Ketika saya mencoba melarikan diri saya tertembak di dada namun bisa lolos," kata saksi lain.
Negara bagian Rakhine yang mayoritas Rohingya telah dikosongkan dari separuh populasi Muslimnya selama beberapa minggu terakhir dan lebih banyak orang mengungsi saat tindakan kekerasan yang tak terkatakan itu terus berlanjut terhadap Rohingya.
Banyak saksi dan kelompok hak asasi manusia telah melaporkan serangan sistematis, termasuk pemerkosaan, pembunuhan dan pembakaran, di tangan tentara dan massa Budha terhadap Muslim Rohingya, yang memaksa mereka meninggalkan rumah-rumah yang tela mereka tinali selama beberapa generasi dan melarikan diri ke kamp-kamp pengungsi yang padat di Bangladesh.
PBB telah menggambarkan tindakan keras baru terhadap Rohingya sebagai "contoh buku teks tentang pembersihan etnis." (st/ptv)