View Full Version
Jum'at, 06 Oct 2017

Bangladesh Berencana Pindahkan seluruh Pengungsi Rohingya ke Sebuah Mega Kamp

DHAKA, BANGLADESH (voa-islam.com) - Bangladesh mengatakan pihaknya berencana untuk memperluas sebuah pemukiman besar-besaran yang sedang dibangun di distrik paling selatan negara itu untuk menampung hampir 900.000 orang Muslim Rohingya yang dianiaya yang telah melarikan diri dari kekerasan di Myanmar.

Mofazzal Hossain Chowdhury Maya, menteri penanganan dan penanggulangan bencana, mengatakan pada hari Kamis (5/7/2017) bahwa sekitar 890.000 pengungsi pada akhirnya akan dipindahkan ke lokasi baru di dekat kota perbatasan Cox's Bazar.

"Semua orang yang tinggal di tempat-tempat yang tersebar ... akan dibawa ke satu tempat, karena itulah diperlukan lebih banyak lahan.

Perlahan-lahan semua akan datang," media mengutip sang menteri. Di tempat lain dalam sambutannya, menteri tersebut mengatakan bahwa para keluarga sudah pindah ke tempat baru, yang dikenal sebagai Kutupalong Tambahan.

Saat ini ada hampir dua lusin kamp dan kamp-kamp darurat lainnya di sepanjang perbatasan. Dua dari permukiman yang ada sudah ditutup.

Bulan lalu, dua ribu hektar tanah di sebelah kamp Kutupalong yang ada disisihkan untuk kedatangan Rohingya yang baru. 1.000 hektar lainnya kemudian disisihkan untuk kamp baru tersebut.

Jumlah pendatang baru telah melampaui 500.000 - menambah 300.000 yang telah ada sebelumnya di Bangladesh.

Proyek mega camp ini, bagaimanapun, menyebabkan kekhawatiran di kalangan dokter dan badan amal karena takut penyakit seperti kolera dapat menyebar dengan cepat melalui tempat padat dan penuh sesak tersebut.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan situasinya "perlahan melonjak menjadi malapetaka yang sangat besar."

Menurut Mark Lowcock, koordinator bantuan darurat PBB, badan dunia tersebut akan mencari sekitar $ 430 juta untuk meningkatkan operasi kemanusiaan bagi Rohingya yang miskin.

Dalam sebuah pertarungan kekerasan baru di Myanmar, tentara dan ekstrimis Budha telah menyerang Muslim Rohingya dan membakar desa mereka sejak Oktober 2016.

Serangan tersebut telah terjadi peningkatan tajam sejak 25 Agustus, menyusul sejumlah serangan bersenjata yang diklaim terhadap pos-pos polisi dan militer di negara bagian barat Rakhine.

Banyak saksi dan kelompok hak asasi manusia telah melaporkan terjadinya serangan sistematis, termasuk pemerkosaan, pembunuhan dan pembakaran, di tangan tentara dan massa Budha terhadap Muslim Rohingya, yang memaksa mereka meninggalkan rumah-rumah mereka yang telah mereka tinggali selama berabad-abad ke kamp-kamp pengungsi yang padat dan penuh sesak di Bangladesh.

PBB telah menggambarkan tindakan keras terhadap Rohingya di Myanmar sebagai contoh buku teks pembersihan etnis. (st/ptv) 


latestnews

View Full Version