RAQQA, SURIAH (voa-islam.com) - Sejumlah pejuang asing Islamic State (IS) telah meninggalkan kota Raqqa Suriah pada hari Ahad (15/10/2017) sebagai bagian dari kesepakatan penarikan mundur dengan milisi yang didukung AS, seorang pejabat setempat mengatakan.
Langkah tersebut dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan yang menandakan bahwa perebutan kota tersebut akan segera terjadi, namun melontarkan protes awal AS karena menegosiasikan jalan keluar yang aman bagi para pejuang Islamic State.
"Sebagian dari orang asing telah pergi," kata Omar Alloush, seorang anggota senior Dewan Sipil Raqqa, ketika ditanya tentang kesepakatan yang diumumkan pada hari Sabtu.
Dia tidak bisa memastikan berapa banyak pejuang yang meninggalkan kota atau ke mana mereka pergi.
"Mereka membawa warga sipil sebagai perisai manusia dan pergi," klaimnya.
Koalisi pimpinan AS dan pejabat lokal mengatakan pada hari Sabtu bahwa hanya warga Suriah yang terdiri dari pejuang dan warga sipil yqng diizinkan pergi dari kota tersebut.
Pejuang asing dikeluarkan dari kesepakatan tersebut, menurut koalisi.
Para pemimpin suku mengatakan bahwa mereka mengajukan permohonan ke koalisi dan Tentara Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh AS untuk mengizinkan evakuasi pejuang Islamic State setempat untuk menghentikan kekerasan lebih lanjut.
"Karena tujuan kami adalah pembebasan bikan membunuh, kami meminta SDF untuk mengatur pejuang lokal dan mengamankan jalan keluar mereka ke luar kota, dengan jaminan kami," kata pemimpin suku tersebut dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh AP.
Namun Allouch mengatakan kepada AFP bahwa kemudian sebuah kesepakatan dicapai untuk pejuang asing IS untuk meninggalkan Raqqa.
SDF yang didukung AS, sebuah aliansi milisi Komunis Kurdi dan sekuler Arab, telah berjuang sejak Juni untuk merebut Raqqa.
Mereka menguasai sekitar 90 persen kota, namun telah berjuang untuk mengambil posisi IS yang tersisa.
Raqqa dulunya adalah ibukota de facto dari "kekhalifahan" Islamic State yang mengangkangi Suriah dan Irak. (st/TNA)