View Full Version
Rabu, 18 Oct 2017

HRW Sebut Hampir 300 Desa Muslim Rohingya Telah Dibakar di Rakhine Myanmar

DHAKA, BANGLADESH (voa-islam.com) - Human Rights Watch (HRW) mengatakan hampir 300 desa minoritas Muslim Rohingya yang teraniaya telah dibakar di Myanmar sejak pecahnya serangan militer terbaru di negara Rakhine yang bergolak.

Sedikitnya 288 desa di Rakhine sebagian atau seluruhnya hancur akibat kebakaran sejak 25 Agustus, HRW melaporkan, menurut informasi yang dikumpulkan pada citra satelit.

Menurut HRW, kerusakan terbesar terjadi di kota Maungdaw, yang menyumbang sekitar 90 persen daerah dimana terjadi penghancuran antara 25 Agustus hingga 25 September.

Phil Robertson, deputi direktur HRW Asia, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tentara telah melakukan banyak kejahatan selama tindakan keras di wilayah yang dilanda kekerasan tersebut.

"Militer Burma menghancurkan ratusan desa Rohingya saat melakukan pembunuhan, pemerkosaan, dan kejahatan lainnya terhadap kemanusiaan yang memaksa Rohingya melarikan diri untuk hidup mereka," kata Robertson.

"Citra satelit terbaru ini menunjukkan mengapa lebih dari setengah juta orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh hanya dalam waktu empat minggu."

PBB mengatakan pada hari Selasa (17/10/2017) bahwa sekitar 582.000 pengungsi Rohingya telah meninggalkan rumah mereka di Myanmar dan tiba di Bangladesh sejak akhir Agustus.

Badan dunia itu juga memperingatkan bahwa ribuan lainnya terdampar di perbatasan.

Banyak dari mereka yang telah berhasil berlindung di Bangladesh mengatakan tentara Myanmar dan gerombolan Budha telah menyerang warga sipil dan membakar rumah mereka.

Arus pengungsi yang belum pernah terjadi sebelumnya telah memberi tekanan besar pada otoritas dan badan amal Bangladesh.

Mereka menggambarkan krisis tersebut sebagai salah satu keadaan darurat kemanusiaan yang paling mendesak di dunia.

Myanmar telah lama mendapat kecaman internasional atas perlakuannya terhadap Muslim Rohingya, yang ditolak kewarganegaraannya dan tinggal dalam kondisi yang kelompok hak asasi dibandingkan dengan kaum Kulit Hitam di bawah manta rezim apartheid di Afrika Selatan. (st/ptv) 


latestnews

View Full Version