MOGADISHU, SOMALIA (voa-islam.com) - Presiden Somalia Mohamed Abdullahi Mohamed telah bersumpah untuk meningkatkan perang melawan kelompok Al-Shabaab setelah pemboman truk akhir pekan yang merenggut nyawa lebih dari 300 orang di ibukota Mogadishu.
Mohamed, yang lebih dikenal dengan nama julukannya Farmajo, menyampaikan ucapan tersebut dalam sebuah pidato kepada ribuan pemrotes yang marah dalam sebuah demonstrasi di Mogadishu.
Orang-orang telah turun ke jalan dalam solidaritas dengan para korban pengeboman hari Sabtu.
Para pemrotes yang marah bergerak melalui lokasi serangan tersebut dengan menggunakan pita merah di sekitar kepala mereka sebelum berkumpul di sebuah stadion di mana mereka meneriakkan, "Kami siap untuk berperang."
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Namun, Farmajo menuduh al-Shabab, sebuah kelompok pejuang Somalia yang terkait dengan Al-Qaidah, berada di balik serangan mematikan tersebut.
Farmajo mengatakan bahwa ledakan tersebut "menunjukkan bahwa kita belum berbuat banyak untuk menghentikan Shabab."
"Jika kita tidak menanggapi hal ini sekarang, waktunya pasti akan tiba ketika potongan daging dari kita semua dipungut dari tanah.
Kita perlu berdiri bersama dan melawan Al-Shabaab, yang terus membantai orang-orang kita, "kata sang Presiden.
Tidak jelas apa yang direncanakan Farmajo untuk menghentikan Al-Shabaab melakukan serangan semacam itu. Serangan tersebut juga memicu demonstrasi serupa di kota-kota besar di Somalia selatan dan tengah.
"Serangan ini tampaknya telah menyatukan masyarakat karena semua orang marah sekarang dan perlu untuk melawan kekerasan, ada ribuan pemuda, wanita dan anak-anak di luar sana yang melakukan demonstrasi," kata seorang pemrotes.
Ibrahim Mamud, seorang demonstran lain, berkata, "Saya pikir orang-orang yang telah mendalangi serangan ini tidak akan membiarkan orang lain ... kita perlu menghentikan orang-orang ini sebelum mereka membunuh kita semua."
Kelompok jihad di Somalia termasuk Al-Shabaab dan afiliasi Islamic State (IS) sebelumnya telah melakukan serangan di Mogadishu dan bagian lain Somalia dalam upaya untuk mengintimidasi pemerintah negara yang didukung Barat tersebut dan mengusir pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika (AU) yang ditugaskan di sana.
Pasukan pemerintah telah memerangi pejuang Al-Shabaab sejak 2006.
Kelompok itu menguasai Mogadishu antara 2007 hingga 2011, saat mereka diusir dari ibukota dengan bantuan tentara Uni Afrika.
Sebuah periode ketenangan relatif dimulai di Mogadishu sesudahnya. Namun, sejak bulan lalu, kelompok tersebut tampaknya sudah mulai melanjutkan serangannya di Mogadishu.
Di luar ibukota dan di luar zona yang dilindungi secara khusus, Al-Shabaab dan pejuang IS masih menjadi ancaman, kabarnya berkeliaran dengan bebas. (st/ptv)