View Full Version
Rabu, 25 Oct 2017

Myanmar dan Bangladesh Sepakat untuk Segera Hentikan 'Arus Keluar' Muslim Rohingya ke Bangladesh

NAYPYTAW, MYANMAR (voa-islam.com) - Myanmar dan Bangladesh telah sepakat untuk segera menghentikan "arus keluar" Muslim Rohingya ke Bangladesh dan mengambil langkah untuk mengembalikan mereka ke Myanmar, di mana orang-orang Muslim telah melarikan diri dari karena kekerasan yang mendapat sanksi dari pemerintah.

Menteri urusan rumah tangga Myanmar, Letnan Jenderal Kyaw Swe, dan rekannya dari Bangladesh, Asaduzzaman Khan, menandatangani dua kesepakatan yang mencakup kerja sama keamanan dan perbatasan dalam sebuah pertemuan di ibu kota Myanmar, Naypyitaw, pada hari Selasa (24/10/2017).

Kedua belah pihak sepakat "untuk menghentikan arus keluar penduduk Myanmar ke Bangladesh," dan "untuk membentuk sebuah kelompok kerja bersama," kata Tin Myint, sekretaris permanen kementerian dalam negeri Myanmar.

Kedua belah pihak juga sepakat untuk "mengatur langkah-langkah yang berbeda sehingga orang-orang ini dapat kembali ke tanah air mereka dengan aman dan terhormat dan dalam kondisi aman," kata Mostafa Kamal Uddin, sekretaris kementerian dalam negeri Bangladesh.

Tidak jelas langkah spesifik apa yang akan diambil untuk mengembalikan Rohingya dengan aman ke Myanmar, di mana mereka menghadapi kematian, penyiksaan, dan pemerkosaan oleh tentara Myanmar dan gerombolan Budha sejak akhir tahun lalu.

Juga tidak disebutkan apakah kekerasan terhadap Rohingya akan berhenti di Myanmar atau apakah para pengungsi akan dikembalikan dengan paksa.

Pemerintah Myanamar tidak mengakui orang Rohingya sebagai warga negara, dan militer telah mengepung umat Islam di negara bagian Rakhine, mengklaim bahwa serangan pejuang Rohingya bersenjata telah memicu pengepungan tersebut.

Namun banyak laporan dan laporan saksi mata mengatakan militer telah menargetkan warga sipil.

Juga, sebuah laporan bulan lalu mengungkapkan bahwa Myanmar menanam ranjau darat di wilayah perbatasannya dengan Bangladesh untuk mencegah kembalinya kaum Muslimin.

Tidak ada indikasi jelas bahwa situasinya akan berubah menjadi lebih baik.

Pihak Bangladesh mengatakan bahwa pemerintah Myanmar telah mengirim daftar tersangka yang telah "melarikan diri" ke Bangladesh dan meminta pihak berwenang ke sana untuk menginvestigasi dan mengirim mereka kembali ke Myanmar.

Sementara itu, ratusan orang turun ke jalan di Rakhine Myanmar, meminta pemerintah di Myanmar untuk tidak mengembalikan para pengungsi tersebut.

Muslim Rohingya mulai melarikan diri dari Rakhine barat pada bulan Oktober 2016, ketika pemerintah melancarkan kampanye militer melawan mereka.

Lebih dari 600.000 Muslim sejauh ini telah meninggalkan Myanmar ke negara tetangga Bangladesh, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). (st/ptv) 


latestnews

View Full Version