NARATHIWAT (voa-islam.com) - Tanggal 24 Oktober 13 tahun yang lalu, peristiwa berdarah di wilayah Thailand Selatan terjadi. Puluhan umat Islam (bahkan ada yang mengatakan ratusan) tewas akibat kekejian tentara musyrik kerajaan Thailand.
Tak Bai sendiri adalah nama salah satu tempat di Provinsi Narathiwat Thailand Selatan. Sama dengan Provinsi Yala, Patani dan juga Songkla, daerah ini dulu adalah kerajaan Islam Patani, sebelum di obok-obok oleh Inggris.
Insiden 24 Oktober 2004 merupakan suatu peristiwa yang sangat menyayat hati. Umat Islam yang saat itu sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, dibantai dengan bengis dan sadis oleh tentara musyrik Thailand. Tak Bai yang terletak di pinggir salah satu pantai itu dipenuhi genangan darah dan tumpukan mayat.
Peristiwa berdarah Tak Bai bermula ketika 6 orang pria Muslim Pattani lokal ditahan dan dituduh memberikan senjata kepada pejuang. Penahanan mereka dibantah oleh warga tempatan yang kemudiannya mengadakan perhimpunan dan aksi unjuk rasa bagi menuntut pembebasan rekan serta sanak saudara mereka itu.
Aksi unjuk rasa damai tersebut berubah menjadi kekacauan ketika tentera musyrik Thailand menggunakan gas air mata dan meriam air terhadap massa yang kemudiannya menyebabkan enam warga tewas ditembak.
Ratusan warga tempatan yang kesemuanya beragama Islam kemudiannya ditangkap dan dibawa dengan truk ke sebuah kamp militer di Pattani dengan tahanan dibawa dalam keadaan terbaring saling tindih-menindih. Ketika mobil truk tiba di kamp tersebut beberapa jam kemudian, kebanyakan mereka yang ditahan didapati meninggal dunia akibat sesak nafas.
Mayat yang mati lemas karena ditumpuk bertindih tindih dan dilemparkan begitu saja ke dalam truk, menurut laporan resmi pemerintah Thailand sekitar 85 orang yang mati saat itu. Tetapi penduduk lokal mengatakan korban tewas jauh lebih banyak dari laporan pemerintah.
Kejadian pada 24 Oktober 2004, di bulan Ramadhan itu menuai kecaman di seluruh dunia dan meningkatkan eskalasi di selatan negara Thailand.
Perdana Menteri Thailand Thaksin pada waktu itu, memberikan sokongan penuh atas tindakan tentara dan membuat pernyataan yang sangat melecehkan "..kesemua 78 orang yang mati karena mereka sudah lemah akibat berpuasa semasa bulan Ramadhan."
Kejadian ini kembali mperburuk hubungan antara minoritas penduduk Islam yang tinggal di Wilayah Selatan Thailand dengan sebagian besar 62 juta penduduk Buddha Thailand.
Sejauh ini sudah ribuan orang terbunuh termasuk umat Islam dan Buddha akibat konflik di Thailand Selatan yang meliputi Yala, Narathiwat dan Pattani.[fq/dbs]