View Full Version
Kamis, 02 Nov 2017

Hamas Serahkan Kendali Perlintasan Rafah ke Otoritas Palestina

JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Hamas menyerahkan kendali perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir dan Israel kepada Otoritas Palestina pada hari Rabu (1/11/2017) dalam tes kunci pertama dari sebuah kesepakatan rekonsiliasi Palestina yang disetujui bulan lalu.

Nazmi Muhanna, pejabat tinggi Otoritas Palestina untuk penyeberangan perbatasan, secara resmi menerima kontrol penyeberangan Rafah dengan Mesir dari rekannya dari Hamas dalam sebuah upacara pada hari Rabu pagi.

Di persimpangan Rafah, bendera Palestina dan Mesir berkibar dengan foto-foto besar Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan pemimpin Mesir Abdel Fattah al-Sisi.

Mufeed al-Husayna, seorang menteri Otorita Palestina, memberikan pidato singkat di persimpangan tersebut, mengatakan bahwa semua penyeberangan perbatasan telah diserahkan.

"Kami memulai hari ini, di bawah perintah perdana menteri (Rami Hamdallah), untuk menjalankan tugas kita dengan menerima semua penyeberangan," katanya, berterima kasih kepada orang-orang Mesir karena telah menengahi kesepakatan tersebut.

"Tidak ada kuning dan hijau Semua rakyat Palestina kita berada di bawah bendera Palestina," tambahnya, mengacu pada warna bendera partai politik yang menandatangani kesepakatan rekonsiliasi bulan lalu.

Hamdallah akan mengunjungi Gaza lagi dalam beberapa hari mendatang, tambahnya.

Hisham Adwan, direktur informasi di otoritas penyeberangan Hamas, mengatakan kepada AFP bahwa pegawai Otoritas Palestina akan menguasai sepenuhnya perbatasan tersebut.

Di bawah kesepakatan yang diperantarai Mesir, Otoritas Palestina akan menguasai Gaza pada tanggal 1 Desember.

Pos pemeriksaan telah diserahkan pada hari Rabu, dan dilihat sebagai tes kunci pertama dari kekuatan kesepakatan rekonsiliasi.

Penderitaan kemanusiaan Hamas telah memerintah Gaza sejak 2007 ketika kelompok itu mengambil alih kendali wilayah tersebut dalam perang sipil dengan faksi Fatah pimpinan Abbas, yang berbasis di Tepi Barat yang diduduki.

Israel telah mempertahankan blokade di Gaza selama satu dekade, dengan alasan kebutuhan untuk mengendalikan Hamas, yang telah terlibat tiga perang dengan Israel sejak 2008. Mesir juga telah menutup perbatasannya.

Penyeberangan Rafah tidak dibuka pada hari Rabu kendati ada serah terima resmi, meski Hamas berharap akan terjadi dalam beberapa hari atau pekan mendatang.

Dua juta penduduk Jalur Gaza menderita memburuknya kondisi kemanusiaan, hanya dengan beberapa jam listrik sehari dan kekurangan air bersih.

Kesepakatan rekonsiliasi tersebut telah meningkatkan harapan bahwa pembukaan perbatasan Mesir yang lebih teratur dapat mengurangi penderitaan kemanusiaan.

Robert Piper, pejabat kemanusiaan tertinggi PBB untuk wilayah Palestina, mengatakan bahwa dia melakukan perjalanan ke Gaza pada hari Rabu untuk membahas kondisi kemanusiaan.

Semua faksi utama Palestina dijadwalkan bertemu di Kairo akhir bulan ini untuk membahas pembentukan pemerintah persatuan.

Israel telah mengatakan akan menolak pemerintah persatuan yang mencakup Hamas di mana gerakan perlawanan itu tidak melucuti senjata dan tidak mengakui hak Israel untuk ada.

Organisasi Pembebasan Palestina yang didominasi Fatah telah mengakui Israel, namun Hamas tidak melakukannya. (st/tna) 


latestnews

View Full Version