ALEPPO, SURIAH (voa-islam.com) - Sekutu rezim teroris Assad Rusia kembali melakukan tindakan biadab dengan membombardir sasaran sipil di daerah yang justru masuk wilayah bebas eskalasi konflik dan kehadiran "jihadis", menewaskan puluhan warga sipil Suriah tak berdosa.
Sedikitnya 61 warga sipil, termasuk anak-anak, tewas dan terluka dalam serangan udara Rusia di sebuah pasar di kota Atareb di provinsi Aleppo utara, meskipun daerah itu adalah "zona de-eskalasi", sebuah kelompok pemantau dan aktivis lokal mengatakan pada hari Senin (13/11/2017).
Jumlah korban tewas awal dari serangan mematikan tersebut adalah 61 orang ketika kelompok penyelamat Pertahanan Sipil masih mencari korban di bawah puing-puing 100 toko.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa tidak segera jelas apakah serangan terhadap Atareb, yang dikuasai kelompok pejuang oposisi Suriah dari faksi sekuler telah dilakukan oleh pesawat tempur Suriah, atau sekutu Damaskus, Rusia menurut AFP.
Seorang fotografer yang berkontribusi untuk AFP melihat kehancuran besar-besaran di tempat kejadian, dengan puing-puing dari bangunan-bangunan yang rusak yang menutupi jalan dan warga sipil yang panik membawa yang terluka.
Tiga pria membantu salah satu dari mereka yang terkena serangan tersebut, wajahnya basah kuyup oleh darah dan wajahnya hampir tertutup rapat.
Di dekatnya, tubuh seorang pria dengan kemeja biru dan celana gelap tergeletak di tempat dia meninggal.
Para pekerja pertahanan sipil bergegas bersama warga sipil untuk mengevakuasi orang-orang yang terluka.
Di tempat lain, mayat setidaknya tiga anak diletakkan di tanah, sebagian ditutupi oleh baut tebal kain.
Atareb berada di sebelah barat provinsi Aleppo, di daerah yang merupakan bagian dari "zona de-eskalasi" yang disepakati dalam sebuah kesepakatan awal tahun ini antara sekutu Suriah Rusia dan Iran, dan pendukung oposisi Turki.
Zona tersebut sebagian besar mencakup provinsi tetangga Idlib, yang sebagian besar dipegang oleh pasukan oposisi.
Daerah ini merupakan wilayah kekuasaan faksi-faksi yang berafiliasi dengan tentara Pembebasan Suriah (FSA) dan bersih dari kehadiran jihadis. Penduduknya kerap melakukan protes mengecam keberadaan kelompok-kelompok jihad di Suriah termasuk faksi Hay'at Tahrir Al-Sham yang tidak setuju dengan perjanjian Astana.
Meskipun pemerintah merebut kembali kota Aleppo akhir tahun lalu, kelompok oposisi mempertahankan kehadirannya di bagian barat provinsi tersebut.
Lebih dari 470.000 orang terbunuh di Suriah sejak konflik tersebut dimulai pada Maret 2011 dengan demonstrasi damai anti-pemerintah. (st/ZW)