AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Koalisi militer pimpinan AS, yang memerangi Islamic State (IS) di Suriah dan Irak, mengklaim bahwa IS telah kehilangan 95 persen kekhalifahan lintas batas yang diumumkan tiga tahun lalu di dua negara Timur Tengah tersebut.
"Sejak koalisi kita terbentuk pada tahun 2014," kelompok teror Daes "telah kehilangan 95 persen wilayah yang pernah dikuasai di Irak dan Suriah," utusan Washington untuk koalisi, Brett McGurk, mengatakan pada Rabu (15/11/2017) malam, setelah sebuah pertemuan di Yordania.
Dia mengklaim bahwa sejauh ini lebih dari "7,5 juta orang" telah dibebaskan dari genggaman IS selama tiga tahun terakhir, menambahkan bahwa keuangan Islamic State juga "pada tingkat terendah sampai saat ini."
IS memulai kampanye besar-besaran di Irak dan Suriah pada tahun 2014 dan dengan cepat merebut sebuah wilayah kira-kira seukuran Inggris setelah mengumumkan "khilafah" lintas batas.
Islamic State juga berhasil menanamkan pemahaman mereka dan merekrut ribuan orang, kebanyakan anak muda, dari sejumlah negara dan mengubah mereka menjadi pejuang tangguh.
Namun, ekspansi cepat IS secara bertahap dihentikan satu tahun kemudian, dan mulai kehilangan tanah ke tangan pasukan pemerintah, yang didukung oleh serangan udara Rusia, di Suriah dan kekuatan udara koalisi pimpinan AS, yang didukung oleh milisi Syi'ah bayaran Irsn Unit Mobilisasi Populer (PMU), yang juga dikenal dengan nama Hashd al-Sha'abi, di Irak.
Mosul, kota terbesar kedua di Irak dan kota Raqqah, di Suriah utara, yang dulunya merupakan ibukota de facto Islamic State di negara-negara Timur Tengah, dibebaskan sepenuhnya pada bulan Juli dan Oktober tahun ini.
Koalisi yang dipimpin Amerika Serikat terhadap 68 negara telah melakukan serangan udara terhadap apa yang dikatakan sebagai target Islamic State di Suriah sejak September 2014.
Serangan udara semacam itu dimulai di Irak pada bulan Agustus tahun yang sama. (st/ptv)