MANCHESTER, INGGRIS (voa-islam.com) - Gol kembalinya Paul Pogba pada hari Sabtu (18/11/2017) bukan hanya menjadi penyebab perayaan bagi kerumunan pendukung Manchester United di kandang mereka namun juga menyampaikan pesan dukungan kuat kepada korban perbudakan di Libya.
Mencetak gol ketiga dalam kemenangan Manchester United 4-1 atas Newcastle setelah cedera dua bulan, pemain internasional Prancis itu meletakkan pergelangan tangannya bersama dalam sebuah demonstrasi solidaritas dengan orang-orang kulit hitam Afrika yang diperbudak di negara Libya yang dilanda perang tersebut.
Selebrasi ini muncul setelah cuplikan mengejutkan muncul pekan ini dimana para imigran muda Afrika yang dijual di pasar budak di Libya oleh penyelundup manusia.
Pria berusia 24 tahun, yang dinobatkan sebagai "Man of The Match" setelah pertandingan pertamanya dalam dua bulan, menjelaskan isyarat simbolis tersebut di media sosial.
"Sambil sangat senang bisa kembali, doaku kusampaikan pada orang-orang yang menderita perbudakan di #Libya. Semoga Allah berada di sisimu dan semoga kekejaman ini berakhir!" dia menulis di Twitter.
Perilisan rekaman oleh CNN pekan lalu tentang sebuah lelang budak hidup di Libya telah menyebabkan kemarahan yang meluas, dengan video yang menunjukkan bahwa para pemuda kulit hitam yang ditampilkan kepada para pembeli warga Libya sebagai petani potensial dan dijual dengan harga $ 400.
Di Prancis, gambar tersebut telah menghasilkan demonstrasi yang meningkat di luar kedutaan besar Libya di seluruh negeri.
Demonstran di Paris mengambil bagian dalam sebuah demonstrasi besar pada hari Sabtu di luar misi Libya untuk memprotes lelang budak di negara Afrika Utara itu, meneriakkan "Tidak untuk perbudakan!" dan "Bebaskan saudara kita!"
Uni Afrika (AU) pada hari Jum'at meminta pihak berwenang Libya untuk menyelidiki "pasar budak" setelah peluncuran rekaman CNN dari lelang budak hidup itu.
Presiden Guinea Alpha Conde, yang juga Ketua AU, menuntut sebuah penyelidikan dan penuntutan yang berkaitan dengan apa yang dia sebut sebagai "perdagangan hina ... dari era lain".
Pemerintah Senegal juga menyatakan rasa jijiknya atas pelanggaran tersebut, mengatakan di Facebook bahwa pasar itu merupakan "perusak hati nurani kemanusiaan".
Penyelidikan formal terhadap lelang budak migran kemudian diumumkan oleh Pemerintah Persatuan Nasional Libya.
Pekan lalu, Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan bahwa penderitaan para migran yang ditahan di Libya adalah "penghinaan terhadap nurani manusia", mengatakan bahwa masyarakat internasional tidak dapat terus mengubah "mata buta" terhadap situasi yang mengerikan.
Para imigran Afrika dari negara-negara termasuk Guinea dan Senegal tapi juga Mali, Niger, Nigeria dan Gambia melakukan penyebrangan berbahaya melalui Sahara ke Libya dengan harapan berhasil melewati Laut Mediterania ke Italia.
Kesaksian para imigran telah mengungkapkan pelanggaran hak-hak asasi di tangan anggota geng, pedagang manusia dan pasukan keamanan Libya, sementara banyak orang itu akhirnya terjebak di negara Afrika utara yang tidak stabil tersebut selama bertahun-tahun. (st/TNA)