JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Gerakan perlawanan Palestina Hamas pada hari Senin (20/11/2017) menolak sebuah resolusi Liga Arab yang melabeli organisasi Syi'ah Hizbullata Libanon sebagai organisasi "teroris".
Dalam sebuah pernyataan, kelompok tersebut mengatakan bahwa pihaknya "menolak deskripsi gerakan perlawanan Hizbullah (baca; Hizbullata) Libanon sebagai teroris."
Sebaliknya, mereka menambahkan, tindakan Zionis Israel terhadap orang-orang Palestina harus diberi label "terorisme."
Kelompok ini juga meminta negara-negara Arab untuk "mendukung perjuangan sah rakyat Palestina" dan mendesak mereka untuk bekerja sama untuk memecahkan perbedaan mereka melalui dialog.
Pada hari Ahad anggota Liga Arab mengadopsi sebuah resolusi yang mengatakan bahwa mereka akan menganggap "teroris Libanon Hizbullah ... yang bertanggung jawab untuk mendukung terorisme dan organisasi teroris di negara-negara Arab, dengan senjata modern dan rudal balistik."
Resolusi tersebut terjadi di tengah ketegangan yang melonjak antara saingan berat regional Arab Saudi dan Iran - pendukung Syi'ah Hizbullata.
Arab Saudi, dipandang sebagai kekuatan Sunni dan Iran, kekuatan Syi'ah yang dominan, telah berpuluh-puluh tahun berdiri di sisi konflik yang berlawanan di Timur Tengah termasuk di Suriah dan Yaman.
Meski berakar Sunni, Hamas telah lama dipandang sebagai sekutu Iran. Hamas telah bertempur dengan tiga perang dengan Israel sejak tahun 2008.
Syi'ah Hizbulla ta telah berperan dengan Israel pada tahun 2006 dan telah mempelopori operasi militer melawan pasukan Israel yang menduduki sebagian wilayah Libanon selatan sebelum penarikan Israel pada tahun 2000. (st/AFP)