BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Sekitar 300 istri dan anak-anak pejuang asing Islamic State (IS) yang ditangkap di Mosul telah dipindahkan dari Irak utara ke Baghdad "untuk pengusiran ke negara asal mereka," kata seorang pejabat kepada AFP, Senin (20/11/2017).
"Ini adalah gelombang kedua pengusiran, dan dua atau tiga lagi akan mengikuti," kata Nureddin Qablan, wakil kepala dewan provinsi Ninawa.
Kota kedua Irak, Mosul ditangkap kembali pada bulan Juli setelah direbut dalam pertempuran kilat tahun 2014 yang memanas oleh kelompok Islamic State.
"Sebanyak lebih dari 1.200 anggota keluarga jihadis akan dipindahkan" dari pusat penahanan Tel Keif di utara Mosul ke fasilitas serupa di ibu kota, Qablan mengatakan.
Pada pertengahan September, seorang pejabat keamanan senior mengatakan ketika keluarga-keluarga tersebut tiba di Tel Keif bahwa mereka terdiri dari 509 wanita dan 813 anak-anak dari 13 negara yang berbeda di Eropa, Asia dan Amerika.
Sumber pemerintah Syi'ah Irak mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 300 wanita tersebut adalah orang Turki.
Menurut LSM Dewan Pengungsi Norwegia, yang mencari akses ke tahanan untuk tujuan kemanusiaan, mereka terutama berasal dari Turki, Azerbaijan, Rusia dan Tajikistan.
Apa yang harus dilakukan dengan para jihadis yang ditangkap dan keluarga mereka telah menjadi perhatian besar di negara asal mereka.
Misalnya, tahanan jihadis Prancis akan diadili di Irak, kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, menambahkan bahwa anak-anak akan diperlakukan "berdasarkan kasus per kasus".
Di negara tetangga Suriah bulan ini, pejabat Rusia mengambil alih 13 wanita dan 29 anak dari Chechnya yang telah ditemukan di kota Raqa, yang direbut kembali dari IS pada bulan Oktober. (st/AFP)