AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Mesin pencari global Google dan Google Maps telah mengubah ibukota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, kantor berita Middle East Monitor melaporkan hari Jum'at (8/12/2017).
Ini terjadi saat Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Negara Israel dan mengumumkan bahwa kedutaan AS akan dipindahkan dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Banyak pengguna media sosial marah setelah mereka mengetahui bahwa Google Maps menandai Yerusalem dan bukan Tel Aviv sebagai ibukota Israel. Jika kita mengetik Yerusalem ke dalam bilah pencarian di Google Maps, program ini menggambarkan Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Para pengguna media sosial bertanya-tanya tentang keputusan Google untuk mengubah ibukota Israel di mesin pencarinya dari Tel Aviv ke Yerusalem dan karena itu mengakuinya sebagai ibukota resmi Israel.
"Cukuplah Allah tempat berserah diri bagi kami dan sebaik-baik pelindung kami, karena dia adalah pengambilalihan urusan terbaik, jika pemimpin Islam dan Arab tetap bersatu, mereka akan dapat menghadapi hal itu," tweet salah satu pengguna media sosial.
Raksasa internet itu telah menuai badai kritik setelah melakukan perubahan semacam itu yang dilakukan sebelum keputusan Trump diumumkan dan juga karena pengakuan AS tidak mengubah status quo sesuai resolusi PBB yang mencakup bahwa status Yerusalem akan diputuskan pada masa depan.(st/MeMo)