KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Imam Besar Al-Azhar Ahmed al-Tayeb membatalkan sebuah pertemuan dengan Wakil Presiden AS Mike Pence setelah langkah Presiden Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
"Al-Azhar tidak bisa duduk dengan orang-orang yang memalsukan sejarah dan mencuri hak orang ... Bagaimana saya bisa duduk dengan orang-orang yang memberi apa yang tidak mereka miliki kepada orang-orang yang tidak layak? Pernyataan tersebut muncul setelah polisi Mesir menahan sejumlah orang di Kairo pada hari Jum'at karena ratusan orang memprotes langkah Trump.
Namun Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi masih belum mengomentari pengakuan Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Banyak yang percaya bahwa kebisuan Sisi atas langkah kontroversial tersebut mengindikasikan keterlibatannya dengan Trump dan pendudukan ilegal Zioniz Israel di Palestina.
Israel menganggap Yerusalem sebagai ibukotanya, sebuah posisi yang hampir seluruh dunia menolaknya mengatakan bahwa statusnya harus ditentukan dalam perundingan damai dengan Palestina.
Yerusalem adalah isu utama dalam konflik Israel-Palestina, dan banyak pemimpin Arab dan lainnya telah bereaksi dalam kemarahan.
Langkah Trump telah dikecam di seluruh dunia dan demonstrasi telah terjadi secara global termasuk di Pakistan, Afghanistan, Iran, Turki, Malaysia, Indonesia, Mesir, Yordania. (st/TNA)