SANA'A, YAMAN (voa-islam.com) - Mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, yang dibunuh oleh bekas sekutunya pemberontak Syi'ah Houtsi pekan ini, dikuburkan pada Sabtu di kampung halamannya di luar Sanaa, kata seorang keluarga dekat keluarga tersebut.
Seperti dilansir The New Arab (10/11/2017), seorang pejabat Houthi yang berbicara dengan syarat anonim memastikan penguburan tersebut, yang diadakan di bawah kondisi yang dikontrol ketat, telah terjadi.
Pemberontak Syi'ah Houtsi, yang dalam sepekan terakhir memiliki kontrol terkonsolidasi di Sanaa, mengizinkan putra Saleh, Madin dan keponakannya keluar dari tahanan untuk menghindari penguburan.
Pembicara parlemen Yahya Ali Aa-Rai - yang merupakan anggota Partai Kongres Rakyat sang mantan presiden - dan komandan Houtsi Ali Abu al-Hakim juga hadir.
Tidak lebih dari 20 orang menghadiri penguburan tersebut, di bawah pengawasan ketat Houtsi, kata keluarga Saleh.
Orang kuat tersebut berhasil mematahkan tiga tahun persekutuan yang tidak nyaman dengan Syi'ah Houtsi yang didukung Iran, yang menawarkan untuk "membalik halaman" dengan musuh Arab Saudi sebagai imbalan atas pencabutan blokade yang melumpuhkan dan gencatan senjata.
Langkah tersebut terbukti fatal bagi sang mantan presiden yang ditembak mati oleh Houtsi karena aliansi mereka terpecah beberapa hari kemudian.
Pemberontak Syi'ah Houtsi sejak itu telah mengonsolidasikan kendali mereka atas ibukota.
Tak lama setelah pembunuhan tersebut, pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran itu mulai mengganggu akses internet secara nasional, warga dan sebuah organisasi hak digital Arab mengatakan pada hari Sabtu.
"Halaman Facebook saya dan WhatsApp (messenger) adalah alat yang paling penting dalam hidup saya dan saya hampir tidak dapat mengaksesnya," kata Mahmoud Mohammed, seorang pekerja bantuan di kota pelabuhan Hodeidah yang dikuasai pemberontak.
Dia mengatakan bahwa dia hanya bisa mengakses WhatsApp - bentuk komunikasi yang tersebar di seluruh Dunia Arab - melalui VPN (virtual private network), dan bahwa penghentian tersebut menghambat pekerjaannya.
Juga, selama sepekan terakhir, dua stasiun televisi yang berbasis di Sanaa mengalami serangan.
Houtsi menyerang stasiun Yemen Today dari mantan sekutu mereka, menahan 41 wartawan dan staf, dan koalisi pimpinan-Saudi membom kantor penyiar nasional yang dikiasai pemberontak pada hari Sabtu, menewaskan empat penjaga. (st/TNA)