View Full Version
Jum'at, 15 Dec 2017

Pasukan Israel Lukai 40 Lebih Warga Palestina dalam Bentrokan di Gaza dan Tepi Barat

RAMALLAH, PALESTINA (voa-islam.com) - Pasukan Zionis Israel menembak dan melukai lebih dari 40 orang Palestina di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki pada hari Jum'at (15/11/2017), kata pejabat medis, saat demonstrasi mengenai pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem saat ibukota Israel memasuki pekan kedua.

Dekat kota Palestina Ramallah di Tepi Barat, polisi Israel mengatakan bahwa mereka menembak seorang pria setelah dia menusuk dan melukai salah satu anggota unit mereka.

Fotografer Reuters yang melihat korban tewas warga Palestina yang terluka mengklaim bahwa dia memegang pisau kecil dan memakai sabuk bom.

Pejabat medis mengatakan tiga orang lagi ditangkap dan terluka di Tepi Barat.

Sebanyak 38 lainnya terluka di perbatasan Jalur Gaza, yang Hamas telah menyerukan pemberontakan melawan Israel dalam sebuah demonstrasi menentang keputusan Trump pada 6 Desember.

Militer Israel mengatakan bahwa sekitar 2.500 warga Palestina terlibat dalam kerusuhan di Tepi Barat, membakar ban dan melemparkan bom api dan batu ke tentara dan polisi perbatasan.

Pasukan mengambil tindakan untuk memecah kerusuhan tersebut, katanya dalam sebuah pernyataan. Pemandangan serupa terjadi di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza, di mana sekitar 3.500 orang Palestina berdemonstrasi.

"Selama kekerasan, tentara IDF menembak secara selektif ke penghasut utama," klaim militer.

Gaza juga telah melihat peluncuran roket malam hari ke Israel oleh pejuang Palestina, yang tidak menyebabkan korban jiwa. Sebuah serangan oleh Israel di Gaza menewaskan dua orang bersenjata Hamas.

Pengumuman Trump, membalikkan dekade kebijakan AS yang memperlakukan status Yerusalem sebagai masalah untuk negosiasi Israel-Palestina, menimbulkan kemarahan di dunia Arab dan Muslim dan kekhawatiran di antara sekutu-sekutu Washington di Eropa.

Yerusalem merupakan tempat suci bagi orang Yahudi, Muslim dan Kristen.

Israel merebut Yerusalem Timur dari pasukan Arab dalam Perang Timur Tengah 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah tindakan yang tidak diakui internasional.

Warga Palestina berharap bahwa sebagian kota akan menjadi ibu kota sebuah negara merdeka dan pemimpin Palestina yang akan datang mengatakan bahwa langkah Trump merupakan pukulan serius bagi proses perdamaian yang sudah hampir mati. (st/MEE) 


latestnews

View Full Version