View Full Version
Ahad, 17 Dec 2017

Erdogan Sebut Umat Muslim Akan Kehilangan Mekkah Jika Yerusalem Tetap Ibukota Israel

ISTAMBUL, TURKI (voa-islam.com) - Umat Muslim mungkin kehilangan Mekkah dan tempat-tempat suci lainnya jika keputusan AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel tidak dibatalkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memperingatkan.

"Jika kita kehilangan Yerusalem maka kita tidak akan bisa melindungi Madinah. Jika kita kehilangan Madinah - kita akan kehilangan Makkah dan Ka'bah," kata Erdogan dalam sebuah pidato di sebuah upacara penghargaan di Istanbul. Erdogan telah menjadi salah satu kritikus paling vokal atas keputusan kontroversial Presiden Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Presiden Turki itu telah mengecam negara-negara lain karena "mereka lemah" menanggapi langkah AS tersebut. Pada hari Sabtu (16/12/2017), Erdogan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk membatalkan keputusan Trump.

Jika DK PBB gagal bertindak atas masalah ini, Turki akan melakukan segala sesuatu yang diperlukan dalam kerangka hukum untuk melawan pengakuan AS, dia berjanji.

"Jika [Dewan Keamanan PBB] tidak mau, kami akan mendekati otoritas terkait dalam kerangka hukum," kata Erdogan.

"Turki tidak akan berhenti membela Palestina atau Yerusalem hanya karena Israel menginginkannya."

"Seperti seabad yang lalu, dunia Islam menghadapi upaya untuk membentuknya kembali melalui darah, air mata, dan perselisihan antar saudara," kata Erdogan, seperti dikutip oleh kantor berita Anadolu.

Orang-orang di dunia Islam harus "bersiap menghadapi serangan yang mencoba menjatuhkan umat Islam dari dalam," katanya.

Turki pada hari Rabu menjadi menjadi tuan rumah para pemimpin Muslim untuk pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Yerusalem.

Erdogan telah memuji keputusan KTT tersebut, di mana 57 negara yang merupakan anggota OKI mengakui Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina dalam menanggapi langkah AS tersebut.

Pemimpin Turki tersebut menyatakan keyakinannya bahwa inisiatif OIC akan menciptakan "efek multiplier" dan meminta negara-negara lain untuk mengikutinya.

GKeputusan Trump pada hari Rabu lalu menyebabkan terjadinya bentrokan dengan kekerasan di Yerusalem Timur, Tepi Barat dan Gaza, yang mengakibatkan beberapa korban jiwa dan lebih dari 1.000 orang terluka di antara orang-orang Palestina.

Ribuan orang juga turun ke jalan untuk memprotes dan membakar bendera AS di Yordania, Turki Mesir, Indonesia dan tempat lain di seluruh dunia Muslim. Inisiatif AS untuk mengakui Yerusalem menghadapi kecaman internasional yang meluas.

Pemimpin Prancis, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya sepakat bahwa tindakan AS itu berbahaya dan berbahaya bagi proses perdamaian Israel-Palestina.

Liga Arab juga menolak keputusan Amerika tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu pada dasarnya adalah pengakuan atas pendudukan ilegal Yerusalem Timur oleh Israel. (st/RT) 


latestnews

View Full Version