TEPI BARAT (voa-islam.com) - Puluhan warga Palestina menderita luka-luka dan inhalasi gas air mata saat bentrokan dengan pasukan militer Israel saat ribuan orang melakukan demonstrasi di sepanjang Tepi Barat yang diduduki serta Jalur Gaza yang terkepung. Aksi demonstrasi mereka itu sebagai bentuk protes atas pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem al-Quds sebagai ibu kota Israel.
Bentrokan terjadi antara demonstran Palestina dengan tentara Israel di daerah Bab al-Zawiyah di kota al-Khalil (Tepi Barat), Tepi Barat selatan, pada hari Rabu kemarin (20/12/2017) saat demonstran mengungkapkan kebencian mereka atas keputusan Washington yang memveto resolusi rancangan buatan Mesir mengenai status Yerusalem al-Quds sebagai ibu kota Israel, lapor kantor berita Arab Ma'an.
Bentrokan juga meletus di kota Halhul, yang terletak lima kilometer (3.1 mil) utara al-Khalil.
Masyarakat Bulan Sabit Palestina melaporkan bahwa petugas medis mereka memberikan perawatan medis kepada dua demonstran. Salah satu demonstran terkena tembakan serta sesak nafas karena tabung gas air mata, sementara yang lain menghirup sejumlah gas air mata berlebihan.
Warga Palestina juga melakukan demonstrasi anti-AS di lingkungan Al-Quds 'Kafr' Aqab di Yerusalem Timur dan kota Betlehem, Nablus serta Salfit.
'
Selain itu, para demonstran menggelar unjuk rasa dari Saraya Square ke 'Unknown Soldier Square di Kota Gaza, membakar bendera Amerika dan meneriakkan slogan-slogan melawan pejabat AS dan Israel.
Khalid al-Batsh, seorang pejabat senior Gerakan Jihad Islam Palestina dan ketua Komite Kebebasan Gaza, meminta negara-negara Arab untuk mengusir duta besar AS dari negara mereka, dan memutuskan semua hubungan perdagangan, keamanan, militer dengan Amerika Serikat dan Israel .
Sementara itu, seorang remaja Palestina berusia 16 tahun kena tembakan di pahanya saat demonstrasi di lingkungan Asidah di kota Beit Ummar, yang terletak 11 kilometer barat laut al-Khalil.
Aktivis Palestina Mohammed Ayad Awad mengatakan tentara Israel mencegah staf medis untuk memberikan bantuan medis kepada remaja yang terluka tersebut.
Penduduk setempat akhirnya berhasil memindahkan anak di bawah umur itu ke rumah sakit di al-Khalil.
Selain itu, dua remaja laki-laki, berusia 15 dan 16 tahun, menderita luka tembak saat mereka bentrok dengan tentara Israel.[fq/prtv]