MOSKOW, RUSIA (voa-islam.com) - Seorang pejabat tinggi Rusia telah memperingatkan bahwa sekitar 10.000 anggota afiliasi Islamic State (IS) saat ini hadir di Afghanistan, dan jumlah mereka meningkat karena relokasi para pejuang mereka ke negara Asia Tengah setelah kekalahan teritorial di Suriah dan Irak.
Zamir Kabulov, utusan khusus presiden untuk Afghanistan, membuat peringatan tersebut dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Sputnik pada hari Sabtu (23/12/2017), juga mengatakan bahwa Moskow sangat khawatir tentang pijakan IS yang berkembang di provinsi Afghanistan utara yang berbatasan dengan Tajikistan dan Turkmenistan.
"Rusia termasuk negara pertama yang membunyikan alarm sehubungan dengan kemunculan Daesh di Afghanistan," katanya.
"Daesh telah meningkatkan kekuatannya secara signifikan di negara ini baru-baru ini. Menurut perkiraan kami, jumlah militan melebihi 10.000 dan terus bertambah, terutama karena militan baru tiba dari Suriah dan Irak, "kata Kabulov.
Pejabat Rusia tersebut menekankan bahwa situasi di provinsi Jowzjan dan Sar-e Pol di Afghanistan utara mendapat perhatian khusus dan bahwa warga Aljazair dan Prancis telah terlihat di antara para pejuang IS di sana.
"Daesh memiliki tujuan yang jelas untuk menyebarkan pengaruh ke luar Afghanistan, yang mereka anggap sebagai benteng mereka. Ini merupakan ancaman keamanan serius, terutama untuk negara-negara Asia Tengah dan wilayah selatan Rusia, "kata Kabulov.
Kabulov, yang juga direktur Departemen Asia Kedua di Kementerian Luar Negeri Rusia, mengklaim bahwa kelompok tersebut memiliki "sponsor asing" dan menerima senjata "Barat" di Afghanistan.
"Kami telah berulang kali menaruh perhatian pada kasus penggunaan helikopter tanpa logo identitas di berbagai wilayah di Afghanistan untuk mentransfer militan Daesh dan memberikan peralatan militer [yang disediakan] kepada kelompok teroris tersebut," kata Kabulov.
Pejabat tersebut mengatakan Moskow telah berulang kali mengangkat isu helikopter tak dikenal tersebut ke PBB dan NATO namun belum menerima tanggapan "masuk akal" dari mereka.
IS mulai membangun kehadiran di Afghanistan hampir setahun setelah merebut tanah di Irak dan Suriah pada tahun 2014.
Kelompok ini memanfaatkan kekacauan yang terus berlanjut di Afghanistan dan merekrut beberapa pejuangnya dari kalangan pembelot Taliban.
Menurut dokumen intelijen Afghanistan, pejabat keamanan percaya IS hadir di sembilan provinsi, dari Nangarhar dan Kunar di timur sampai Jawzjan, Faryab, dan Badakhshan di utara dan Ghor di barat tengah.
Mantan Presiden Hamid Karzai baru-baru ini mengatakan bahwa AS berkolusi dengan IS di Afghanistan dan membiarkan kelompok itu berkembang di negara yang dilanda perang tersebut. (st/ptv)
Foto: Zamir Kabulov