GUATEMALA (voa-islam.com) - Presiden Guatemala Jimmy Morales telah memerintahkan untuk memindahkan kedutaan besar negara itu dari ibukota Israel Tel Aviv, ke Yerusalem.
Dalam sebuah posting Facebook, Morales mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah dia berbicara dengan PM Israel Benjamin Netanyahu.
Pekan lalu, Guatemala adalah satu dari hanya tujuh negara yang memberikan suara menentang sebuah resolusi PBB yang mendesak Amerika untuk membalikkan pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Donald Trump mengancam akan memotong bantuan untuk negara-negara yang menentang AS. AS adalah donor bantuan penting ke Guatemala, sebuah negara Amerika Tengah yang miskin.
Pada hari Ahad (24/12/2017), Morales mengatakan bahwa dia telah menginstruksikan pihak berwenang Honduras untuk memulai "koordinasi yang diperlukan masing-masing" sebelum memindahkan kedutaan negara tersebut dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Dia juga mengatakan Guatemala telah menjadi sekutu lama Zionis Israel.
Status Yerusalem menuju ke jantung konflik Israel-Palestina.
Israel menduduki bagian timur kota, yang sebelumnya diduduki oleh Yordania, dalam perang Timur Tengah 1967 dan menganggap seluruh kota tersebut sebagai ibukota yang tak terpisahkan.
Orang-orang Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan dan status terakhirnya dimaksudkan untuk dibahas dalam tahap akhir perundingan damai.
Kedaulatan Israel atas Yerusalem tidak pernah diakui secara internasional, dan semua negara saat ini mempertahankan kedutaan mereka di Tel Aviv.
Namun, Presiden Trump telah mengatakan kepada departemen luar negeri AS untuk mulai bekerja untuk memindahkan kedutaan AS. (st/BBC)