TRIPOLI, LIBYA (voa-islam.com) - Jumlah warga Libya yang terdaftar untuk memberikan hak suaranya pada pemilihan presiden dan parlemen 2018 saat ini mencapai sekitar 1,6 juta, menurut Kantor Berita Libya resmi (LNA).
Pemilu tahun depan dianggap sebagai komponen penting dari peta jalan yang disponsori PBB untuk masa depan politik negara Afrika Utara yang bermasalah itu.
Proses pendaftaran pemilih Libya dimulai pada 6 Desember dan dijadwalkan berlanjut selama dua bulan lagi.
Imad al-Saih, kepala komisi pemilihan resmi Libya, telah mendesak "semua pihak" untuk ikut ambil bagian dalam proses pemilu yang merintangi negara tersebut.
"Komisi tidak bias terhadap atau melawan partai tertentu," lapor LNA mengutip al-Saih pada hari Rabu lalu.
Ketika Libya mengadakan pemilihan parlemen terakhir pada tahun 2014, sekitar 1,5 juta orang Libya terdaftar untuk memberikan suara.
Peta jalan di Libya, yang disahkan pada bulan Oktober oleh Dewan Keamanan PBB, menyerukan pemilihan parlemen dan presiden yang akan diadakan tahun depan.
Libya masih dalam ketidakpastian politik sejak tahun 2011, ketika sebuah pemberontakan berdarah menyebabkan pemecatan dan kematian Muammar Gaddafi setelah lebih dari empat dekade berkuasa.
Kekosongan kekuasaan berikutnya menyebabkan munculnya beberapa kursi saingan pemerintah, termasuk satu di Tobruk dan satu lagi di Tripoli, dan sejumlah besar kelompok milisi bersenjata berat.[fq/worldbulletin]