KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Seorang pria bersenjata menembaki sebuah gereja di selatan Kairo pada hari Jum’at (29/12/2017), menewaskan 10 orang sebelum polisi menembaknya hingga tewas, media pemerintah dan pejabat mengatakan.
Salah satu korban tewas adalah seorang petugas polisi, lapor televisi pemerintah.
Pria bersenjata tersebut juga melukai lima petugas keamanan di luar gereja tersebut dan kemudian mencoba menyerbu gedung tersebut saat polisi menembaknya hingga tewas, kata beberapa pejabat polisi.
Pejabat itu mengatakan bahwa mereka mencari kemungkinan orang bersenjata kedua yang mungkin telah lolos.
Rekaman ponsel yang diposting di media sosial tampaknya menunjukkan pria bersenjata mengenakan rompi amunisi besar tergeletak di sebuah jalan, nyaris tidak sadar, saat orang menahan lengannya dan kemudian memborgolnya.
Polisi kemudian menutup tempat kejadian karena para penonton berkerumun di sekitar gereja, sementara tim forensik menyisir daerah tersebut. Darah yang membeku bisa dilihat di pos penjagaan di depan gereja.
Kelompok afiliasi Islamic State (IS) di Mesir yang lebih dikenal dengan sebutan “Wilayat Sinai” telah membunuh puluhan orang Kristen dalam pemboman gereja dan penembakan selama tahun lalu, dan telah mengancam serangan lebih lanjut terhadap minoritas tersebut.
Orang-orang Kristen Koptik Mesir berjumlah sekitar 10 persen dari 93 juta penduduk negara itu, dan merupakan minoritas agama terbesar di wilayah ini.
IS telah mengklaim sebuah pemboman jibaku di sebuah gereja Kairo pada bulan Desember 2016 diikuti oleh pemboman dua gereja di utara ibukota pada bulan April.
Sebulan kemudian, IS pria bersenjata menembak mati sekitar 30 orang Kristen di selatan Kairo saat mereka melakukan perjalanan ke sebuah biara.
Kelompok Wilayat Sinai juga telah dituduh melakukan pemboman pada jamaah masjid di Sinai bulan lalu, menewaskan lebih dari 300 orang dalam sebuah serangan di sebuah masjid yang terkait dengan aliran sufi mistis yang dianggapnya sesat.
Mesir memberlakukan keadaan darurat setelah serangan dan penembakan di gereja, dan Presiden Abdel Fattah al-Sisi menuntut agar tentara memadamkan para jihadis dengan "kekuatan brutal" setelah pembantaian di masjid tersebut.
Kelompok tersebut telah melakukan perjuangan bersenjata mematikan yang berbasis di semenanjung Sinai yang berbatasan dengan Israel dan Jalur Gaza yang telah membunuh ratusan polisi dan tentara. (st/TNA)
semenanjung sinai, mesir, kairo, gereja,