JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Seorang pejabat senior Hamas di Gaza telah bersikeras bahwa Otoritas Palestina (PA) harus mengumumkan "kematian" Persetujuan Oslo yang ditandatangani dengan Zionis Israel pada tahun 1993, Shehab.ps melaporkan pada hari Jum'at (29/12/2017).
Mahmoud Al-Zahar membuat komentarnya pada Saluran Televisi Turki.
"Oslo tidak membawa apapun bagi bangsa kita kecuali kehancuran," Al-Zahar menjelaskan, "dan bab terakhir dari ini adalah pengakuan Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel."
Dia menekankan bahwa orang-orang Palestina harus tetap berpegang pada pilihan segala jenis perlawanan, termasuk "perlawanan bersenjata".
PA, lanjutnya, juga harus mengumumkan seluruh wilayah Palestina sebagai wilayah yang sedang dijajah.
Namun, kata Al-Zahar, PA tidak mau meninggalkan Oslo.
Dia menunjukkan bahwa Presiden PA sebelumnya Yasser Arafat terbunuh karena dia ingin menggunakan "perlawanan bersenjata" untuk mendorong Israel "berbalik kepadanya" dan "mencapai keuntungan politik melalui negosiasi".
Ketika ditanya tentang rekonsiliasi internal antara Hamas dan Fatah, Al-Zahar mengatakan bahwa gerakannya telah "mengakui segalanya" untuk menjamin keberhasilannya.
Meskipun demikian, dia bersikeras bahwa Hamas tidak akan pernah menerima penundaan yang terus berlanjut jika PA terus menolak untuk bertanggung jawab penuh atas Jalur Gaza. (st/MeMo)