View Full Version
Rabu, 03 Jan 2018

Pemimpin Hamas Serukan Intifada Baru dan Penghentian Proses Perdamaian dengan Israel

JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada hari Selasa (2/1/2017) menyerukan sebuah intifada baru Palestina dan sebuah proses formal untuk menghentikan proses perdamaian dengan Israel setelah keputusan AS atas Yerusalem.

Ucapan Haniyeh muncul setelah parlemen Israel, atau Knesset, menyetujui sebuah undang-undang pada Senin malam yang membuat lebih sulit untuk mengubah status Yerusalem.

Menurut undang-undang tersebut, setiap upaya untuk mengubah status resmi atau batas kota Yerusalem memerlukan persetujuan 80 dari 120 anggota majelis bukan mayoritas sederhana.

Langkah tersebut dilakukan kurang dari sebulan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, yang menimbulkan kecaman luas dari seluruh dunia Arab dan Muslim.

Haniyeh menekankan bahwa lebih banyak langkah diperlukan untuk mencegah AS mencapai tujuannya, termasuk merumuskan "rencana persatuan Arab-Islam dalam koordinasi dengan badan-badan internasional yang mendukung hak-hak Palestina" yang merasa telah menderita akibat kebijakan AS di wilayah tersebut.

Haniyeh mengatakan "keputusan Israel dan AS membuat perlu untuk bertindak berdasarkan dua tingkat politik".

"Yang pertama tidak mempercayai proses perdamaian atau bahkan mengakhirinya. Yang kedua adalah mengakhiri proses normalisasi dengan Israel. "

"Melawan strategi Israel, kami menyorot pada strategi komprehensif yang akan membuat keputusan Israel dan AS tidak sah di Jerusalem dan memungkinkan untuk meninjau kembali masalah Palestina sebagai proyek keselamatan nasional," katanya.

Dia menekankan bahwa sebuah program termasuk orang-orang Arab, Muslim dan Palestina harus dilakukan untuk membatalkan keputusan AS dan Israel tentang Yerusalem. (st/WB) 


latestnews

View Full Version