ZAMBOANGA CITY, FILIPINA ( voa-islam.com) - Dua organisasi revolusioner utama Bangsa Moro Filipina telah membentuk sebuah aliansi melawan kelompok pejuang yang terinspirasi Islamic State (IS) yang beroperasi di bagian selatan negara itu.
Dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan pada hari Senin (8/1/2018), Mohagher Iqbal dari Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dan Datu Muslimin Sema dari Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) mengumumkan penandatanganan sebuah kesepakatan persatuan yang bertujuan untuk melakukan tindakan terhadap kelompok IS di wilayah Mindanao Tengah.
"Kesatuan dan kerjasama yang lebih erat dapat mencegah militan menembus masyarakat Bangsamoro di provinsi Cotabato Selatan, Sarangani, dan Sultan Kudarat," demikian pernyataan bersama MILF dan MNLF yang disahkan pada Sabtu di Palimbahg, Sultan Kudarat.
Iqbal mengatakan berdasarkan kesepakatan tersebut, MILF dan MNLF akan melakukan tindakan intervensi bersama, berbagi informasi, dan memberikan kekuatan pasukan, jika perlu, untuk menggagalkan kelompok bersenjata IS dari menginfiltrasi komunitas tersebut.
Dalam hubungan ini, kursi panel perunding perdamaian MILF dan anggota Komisi Transisi Bangsamoro menambahkan MILF dan MNLF membentuk "Dewan Koordinasi Bersatu Biwang Bangsamoro".
Sema, yang memimpin Kongres Rakyat Rakyat Bangsamoro MNLF, mengatakan bahwa kesepakatan yang membentuk dewan Biwang murni merupakan tindakan persatuan dan kerjasama antara MNLF dan MILF.
"Tujuan kami adalah untuk menjamin keamanan dan perlindungan masyarakat terhadap unsur-unsur buruk yang ingin menabur tindakan teroris di daerah yang dicakup oleh Biwang," tandasnya.
Sementara itu, Iqbal menggambarkan dewan tersebut sebagai kunci yang baik untuk membangun perdamaian dan ketertiban yang berkelanjutan, dengan mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan usaha perdamaian yang mereka kembangkan dengan pemerintah dimanjakan oleh kelompok-kelompok yang disebut IS.
Daerah Biwang meliputi kota-kota Sto. Niño dan Danau Sebu di Cotabato Selatan; Bagumbayan, Senator Ninoy Aquino, dan Palimbang di Sultan Kudarat; dan Maitum, Maasim, dan Kiamba di Sarangani.
Pada bulan Maret 2004, MILF dan pemerintah menandatangani sebuah kesepakatan damai.
Sementara MNLF menandatangani sebuah kesepakatan damai dengan pemerintah pada bulan September 1996. (st/aa)