ZURICH, SWISS (voa-islam.com) - Surat kabar Swiss Basler Zeitung mengungkapkan fakta bahwa ada "aliansi rahasia" antara Arab Saudi dan Israel, yang dimaksudkan "untuk menahan ekspansi Iran di wilayah itu, meskipun tidak ada hubungan resmi antar kedua negara."
"Untuk saat ini, Riyadh menolak normalisasi hubungan normal dengan Israel selama konflik Palestina-Israel tidak diselesaikan dan normalisasi belum diumumkan oleh negara-negara Arab dan oleh karena itu tidak akan ada pertukaran duta besar," kata Pierre Heumann, koresponden surat kabar itu di Israel dalam laporannya.
"Ada kerjasama rahasia intensif antara Arab Saudi dan Israel untuk mencapai tujuan utama mengekang proyek perluasan Iran dan merongrong ambisi regionalnya," kata reporter tersebut sebagaimana dilansir Middle East Monitor Senin (8/1/2018).
Dia menambahkan bahwa "memang ada kerjasama militer antara Arab Saudi dan Tel Aviv."
Wartawan tersebut mengutip sumber-sumber tak dikenal dari Riyadh yang mengatakan bahwa "Kerajaan saat ini mempertimbangkan kemungkinan untuk membeli senjata Israel dan telah menunjukkan ketertarikan untuk membeli sistem pertahanan untuk tank dan perisai besi, yang menurut Israel terbukti efektif dalam melawan serangan roket dari Jalur Gaza.
Menurut surat kabar tersebut, "Riyadh berusaha untuk mencegat rudal yang berasal dari Yaman.
Pengamat dari Tel Aviv dan Riyadh mengkonfirmasikan bahwa kerja sama antara dinas keamanan Israel dan Arab Saudi sangat maju, meskipun Arab Saudi telah secara resmi menolak kerja sama apapun dengan Israel, "seperti yang dikatakan oleh surat kabar tersebut.
Menurut surat kabar tersebut, "elit Saudi telah meninggalkan kekhawatirannya akan kontak terbuka dengan perwakilan Israel sejak lama."
Direktur CIA Mike Pompeo mengumumkan pada awal Desember tahun lalu bahwa Arab Saudi bekerja secara langsung dengan Israel dan negara-negara Sunni lainnya di bidang memerangi terorisme.
Sebelumnya, Menteri Energi Israel Yuval Steinitz mengatakan dalam sebuah wawancara radio bahwa "ada beberapa kontak dengan Arab Saudi, namun mereka dirahasiakan atas permintaan Riyadh."
Surat kabar tersebut menekankan bahwa sejumlah tokoh terkemuka Saudi bertemu dengan pejabat Israel di depan umum.
Pada bulan Oktober, dua mantan pemimpin Intelijen di Israel dan Arab Saudi bertemu untuk bertukar pandangan tentang kebijakan AS di wilayah tersebut.
Surat kabar tersebut mencatat bahwa mantan pemimpin Intelijen Saudi Pangeran Turki al-Faisal mengadakan pembicaraan dengan mantan kepala Mossad Efraim Halevy.
Al-Faisal bahkan siap untuk berpartisipasi dengan mitranya dari Israel dalam sebuah simposium di Jewish Community Center di New York. (st/MEE)